Berita Manggarai Timur
Ikut Bimtek Pasca Panen Chip Porang & Produk Turunannya, Petani di Matim Harap Hasilnya Berkualitas
Ikut Bimtek Pasca Panen Chip Porang & Produk Turunannya, Petani di Matim Harap Hasilnya Berkualitas
Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
Adir juga mengaku sepakat seperti apa yang disampaikan oleh Bupati Matim terkait produk hasil pupuk kimia itu tidak boleh dikonsumsi. Karen yang ia belajar disana menciptakan produk untuk meningkatkan kesehatan tubuh manusia dan kesejahteraan.
Ketika ditanya terkait harga porang, kata Adir, harganya tergantung dari kualitas porang itu sendiri, jika kualitas porang baik dengan zat kandungan didalam porang baik maka harganya tentu mahal.
Sementara itu Bupati Agas dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan Bimtek itu, menyampaikan, pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Manggarai Timur dititik beratkan pada empat sektor yaitu, tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan perternakan.
Kata Bupati Agas, hingga saat ini sektor pertanian merupakan sektor yang dominan sebagai penggerak utama ekonomi masyarakat di Kabupaten Manggarai Timur.
"Pembangunan sektor pertanian dalam RPJMD Periode 2019-2024 merupakan pelaksanaan dari misi kedua Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur yakni mengembangkan ekonomi unggulan berbasis pertanian berkelanjutan, pariwisata berbasis masyarakat, industri kecil, koperasi dan UKM serta mewujudkan pembangunan desa berbasis budaya lokal",ungkapnya.
Dikatakan Bupati Agas, tanaman porang menjadi salah satu sumber pangan yang dapat tumbuh di wilayah tropis dan sup tropis di Kabupaten Manggarai Timur. Meski demikian, secara umum petani belum mengetahui manfaat nilai tambah dari Porang.
Dikatakan Bupati Agas, sentra pengembangan tanaman porang sebelumnya terdapat di Kecamatan Elar dan Kota Komba. Namun lanjutnya, akhir-akhir ini penyebarannya cukup merata di seluruh kecamatan. Kondisi ini, tambahnya, menujukkan bahwa animo masyarakat menanam porang dan permintaan pasar sangat tinggi.
Karena itu, ia meminta kepada para petani porang sebagai peserta dalam kegiatan Bimtek itu dapat memahami materi dengan baik, sehingga pulang dipraktekkan di kebun masing-masing kelompok demi peningkatan kebutuhan ekonomi.
"Kegiatan bimtek pasca panen yang di selenggarakan saat ini menjadi sebuah rahmat untuk kita membuktikan bahwa Pemkab Matim memiliki komitmen yang besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi porang baik jumlah maupun kualitas produk yang dihasilkan,"ungkapnya.
Bupati Agas berharap, dengan adanya Bimtek ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan penanganan pasca panen porang serta meningkatkan keterampilan dan memotivasi petani untuk menangkap peluang usaha pengolahan umbi porang.
"Kita harus berpikir kepada produk olahan dari Porang ini, supaya nilai ekonomisnya bertambah dan semakin banyak orang yang terlibat dan mendapat manfaat dari komoditi Porang ini. Kita memasuki era menjual produk olahan, stop menjual barang mentah,"pintanya.
Bupati Agas juga meminta kepada para petani agar dalam mengelola tanah untuk membudidayakan tanaman tidak boleh menggunakan pupuk kimia, karena pupuk kimia dapat merusak tanah. Namun harus menggunakan pupuk organik hal ini selain meningkatkan kesuburan tanah dan juga memberlangsungkan sampai pada anak cucu.
"Tugas Pemda hanya untuk mendorong petani untuk meningkatkan produksi porang dengan tetap menjaga kualitasnya, karena porong ini sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat di Manggarai Timur. Karena itu untuk meningkatkan kualitas Porang maka kita lakukan Bimtek sehingga petani jangan lagi menjual gelondongan tetapi memiliki kualitas sehingga dampaknya ada nilai tambah,"ungkap Bupati Agas.
Anggota DPRD Kabupaten Manggarai Timur yang juga selaku Sekertaris DPD Partai Nasdem Kabupaten Manggarai Timur, Tarsan Talus, mengatakan, tanaman porang adalah komoditas baru yang menjanjikan. Karena itu diharapkan Pemda Manggarai Timur bisa menangkap peluang itu.
"Sehingga melalui kegiatan Bimtek pertanian pasca panen khusus porang dan produk turunannya ini sangat bermanfaat bagi para petani dan ini menjadi tantangan mereka untuk bisa menghasilkan porang yang lebih berkualitas,"ungkap Tarsan.