Timor Leste

Nasib Rakyat Timor Leste Makin Menyedihkan, Meski Sudah Merdeka Tapi Rakyat Tak Punya Apa-Apa, Lho?

Meski sudah pisah dari Indonesia sejak September 1998 silam dan kini sudah jadi negara merdeka,  namun nasib hidup masyarakat masih jauh dari harapan.

Editor: Frans Krowin
via Intisari.grid.id
Timor Leste Bukan Saja Miskin Tapi Juga Tingkat Buta Huruf Tinggi, Pembaca Media Terbatas 

"Kami mendukung perlawanan, tetapi mereka yang mendukung pemerintah Indonesia, kini malah hidup dengan baik," katanya.

"Hari ini kami merdeka, tetapi tidak memiliki apa-apa. Hanya perdamaian dan stabilitas," imbuhnya.

Sekitar 42 persen orang Timor Leste hidup dalam kemiskinan, orang-orang yang paling putus asa, mengais sampah untuk bertahan hidup.

Tahun 2017, menandari 15 tahun sejak Timor Leste memperoleh kemerdekaannya setelah 25 tahun pendudukan Indonesia.

Sejak itu, pemimpinnya menyatukan demokrasi yang stabil dan menyalurkan listrik ke desa-desa terpencil.

Mereka telah berjuang untuk mengurangi kemiskinan yang meluas di antara 1,1 juta orang Timor.

Perkara uang seharusnya bukanlah masalah utama di Timor Leste.

Baca juga: Timor Leste Kembali Terjebak, Perusahaan Australia Menangkan Kesepakatan Pengeboran Minyak Buffalo

Pasalnya Bumi Lorosae telah diberkati dengan cadangan minyak dan gas.

Tapi suber uang itu sekarang hampir habis dan pendapatan yang mereka hasilkan akan hilang dalam 10 tahun ke depan karena pemerintah memompa sebagian besar uang yang dihasilkan dari minyak bumi ke skema pembangunan besar.

Tak hanya itu saja, masalah lain yang tak kalah pelik adalah sengketa perbatasan dengan Australia.

Asutralia mungkin berjasa bagi kemerdekaan Timor Leste, tetapi mereka juga mencarai keuntungan batas maritim dengan negara kecil itu.

Masalah perbatasan adalah sesuatu yang disengketakan selama 1 dekade lebih, bahkan sudah dibawa ke Mahkamah Tetap Arbritase di Den Haag, Belanda.

Tahun 2017, pembatalan maritim itu mengemuka setelah Timor Leste secara resmi ingin mengakhiri perjanjian Certain Maritime Arrangemetsin the Timor Sea (CMATS).

Perjanjian itu membagi dua keuntungan dari persediaan minyak dan gas bumi di kawasan maritim tersebut seprti dilansir dari BBC.

Pernyataan itu tidak mencantumkan tanggal pasti, namun keduanya berkomitmen merundingkan batas maritime permanen baru.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved