Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 2 September 2021: Tuhan Tak Pernah Gagal
Kata Yesus kepada para murid-Nya, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Lukas 5:4).Teks lengkap bacaan.
Renungan Harian Katolik Kamis 2 September 2021: Tuhan Tak Pernah Gagal (Lukas 5:1-11)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Kata Yesus kepada para murid-Nya, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan" (Lukas 5:4).
Yesus tuh seorang tukang kayu lho. Setidaknya Ia hidup dalam dunia pertukangan; membantu bapa-Nya, Yosef. Masakan Ia lebih paham sih soal menangkap ikan daripada para murid-Nya yang berprofesi nelayan kawakan?
Kalau begitu, apa makna kata-kata suruhan Yesus itu bagi para murid-Nya yang barusan gagal dalam berkarya? Dalam garis ini, apa makna kata-kata Tuhan itu untuk kita yang juga pernah alami yang sama?
Dari pengalaman, ada orang yang merasa cukup dengan apa yang telah diperolehnya, puas dengan apa yang ada; tidak mau mencari dan menggali lebih dalam lagi, tak kreatif.
Padahal talenta, tenaga dan kemampuan masih bisa diberdayakan dan hasil bisa lebih besar lagi. Sering ada yang merasa putus asa bahkan trauma setelah alami kegagalan demi kegagalan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 1 September 2021: Perhatian dan Kunjungan
Bahkan ada yang berhenti untuk berusaha lagi karena merasa tak ada lagi harapan. Ada juga yang tak bisa lagi melihat peluang, memanfaatkan kesempatan yang kecil sebagai jalan untuk bangkit dan raih sukses.
Rupanya pengalaman kayak gini sedang terjadi pada diri para murid. Bayangin deh ... semalaman bekerja, mereka tidak mendapat apa-apa.
Dalam situasi dan kondisi terpuruk kayak gitu, pasti mereka butuh adanya sesuatu yang bisa beri peneguhan sekaligus pencerahan untuk bangkit. Rupanya terkadang kita pun mengalami hal yang kurang lebih mirip.
Dalam konteks itulah, kita pahami bahwa pasti kata-kata Tuhan itu lebih sebagai sapaan agar mereka, pun saya dan (mungkin) engkau, tidak gampang putus asa dan enggan mencoba lagi.
Kata-kata itu seakan sebuah pelita yang membukakan mata untuk melihat lagi adanya kemungkinan dan peluang sekecil apa pun untuk bangkit dan meraih sukses lagi.
Tetapi ... apakah makna kata-kata Tuhan sebatas itu? Lukas berkisah bahwa setelah suruhan dilaksanakan, para murid mendapat ikan berlimpah dan mereka takjub dengan mukjizat yang terjadi serta merasa diri tak layak.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 30 Agustus 2021: Kekecewaan Kecil
Pesan bermakna mendalam terungkap jelas. Kita gagal dan tak lagi punya daya secara manusiawi. Tapi kita masih punya Tuhan yang membuat kita bangkit.
Maka kita ingat, kegagalan kita tak berarti pupus sudah harapan dan kesempatan untuk raih sukses. Apalagi kalau kita sampai putus asa dan beranggapan bahwa Tuhan pun tak lagi beri harapan. Kalau kita gagal, tak berarti Tuhan pun bisa dipersepsikan gagal sama seperti kita.
Kita gagal mungkin karena perencanaan dan perhitungan kita tidaklah jitu. Sangat boleh jadi, lantaran pukat, joran, tali pancing, mata kail, dan umpan atau pelet yang kita pakai tidaklah tepat.
Barangkali waktu kita menangkap bukanlah saatnya ikan mencari makan; atau tempat di mana kita menangkap bukanlah sarang atau rumpon ikan berada. Atau, seperti kata orang, kita memang belum beruntung alias dewi fortuna belumlah berada di pihak kita.
Apa yang terjadi pada diri kita tak boleh diterapkan pada Tuhan. Sekali Ia berencana dan melakukan sesuatu, rencana-Nya akan terus berlangsung menuju perwujudannya.
Bagi Tuhan ada kepastian, titik awal dan titik akhir. Ia tahu kapan menabur, kapan bertumbuh, berbuah, dan kapan memanen.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 29 Agustus 2021: Hati-hati Jaga Hati
Maka, kata-kata suruhan-Nya, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan," seakan menyuruh kita untuk menyelami lebih dalam diri-Nya, tentang siapakah Dia, terlebih di saat kita mengalami kegagalan apa pun dalam hidup.
Kata-kata suruhan-Nya tak sekedar berkaitan dengan soal rezeki untuk hidup. Soalnya, di saat kita mengikuti suruhan-Nya dan memperoleh hasil melimpah, Tuhan justru berkata, "Jangan takut, mulai dari sekarang kamu akan menjadi penjala manusia" (Luk 5:10).
Ternyata ada hubungan antara kata-kata suruhan, peneguhan dengan maksud dan nilai lain yang spiritual.
Kata 'ikan' dalam Bahasa Yunani ( ICHTHUS) digunakan sebagai singkatan untuk kata Iesous CHristos, Theou Uios, Soter yang berarti Yesus Kristus, Putra Allah, Sang Penyelamat. Ichtus pun menjadi tanda/simbol untuk orang kristen.
Kalau begitu, kita memang harus terus berusaha, bekerja, berkarya dan tak putus asa. Terus mencari cara, jalan dan kreatif. Tapi sebenarnya kita tak sekedar bekerja untuk sesuatu rezeki semata, melainkan untuk sesuatu yang lebih dalam.
Kita tak bekerja sebatas untuk mendapatkan materi, untuk hidup, untuk sesuap nasi, untuk bayar kost/kontrakan, untuk beli susu anak, untuk membangun rumah, untuk liburan ke Raja Empat, untuk ziarah ke Tanah Suci, dsb.
Baca juga: Renungan Harian Katolik 29 Agustus 2021:Percuma Mereka Beribadah kepada-Ku, Padahal Hatinya Jauh
Tapi kita juga berkarya untuk sesuatu yang spiritual, untuk menemukan Tuhan; berkarya untuk Tuhan, untuk menggapai dan merangkul semua masuk ke dalam persekutuan bersama Tuhan.
Jala itu merupakan jalinan dan simpul yang mengikateratkan satu sama lain. Ada networking, kesalingterhubungan dalam berkarya bersama, dalam kebersamaan.
Dengan itu pasti ada banyak ikan yang tergapai, terjangkau, terjaring dan kita akan terbuka mata bahwa Tuhan tak pernah gagal.*
Teks Lengkap Bacaan 2 September 2021:

Bacaan I : Kolose 1:9-14
Bapa telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Putra-Nya yang terkasih
Saudara-saudara, sejak kami mendengar tentang kalian, tak henti-hentinya kalian kami doakan.
Kami mohon semoga kalian menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna.
Maka hidupmu akan layak di hadapan-Nya, dan berkenan di hati-Nya dalam segala hal.
Kalian akan menghasilkan buah dalam segala pekerjaan baik, dan bertumbuh dalam pengetahuan benar tentang Allah.
Kalian akan diperkuat dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan Allah untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kalian layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan bagi orang-orang kudus di dalam Kerajaan terang.
Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang terkasih; Dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa!
Demikianlah Sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan : 98:2-3ab.3cd-4.5-6
Refr.: Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya
- Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
- Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
- Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!
Bacaan Injil: Lukas 5:1-11
Mereka meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus
Pada suatu ketika Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan sabda Allah.
Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya.
Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai.
Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
Selesai berbicara Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga."
Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak.
Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu.
Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam.
Melihat hal itu Simon tersungkur di depan Yesus dan berkata, "Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa."
Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap.
Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon.
Yesus lalu berkata kepada Simon, "Jangan takut. Mulai sekarang engkau akan menjala manusia."
Dan sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka lalu meninggalkan segala sesuatu, dan mengikuti Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus