Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 2 September 2021: Penjala

Panggilan menjadi “penjala manusia” berawal dari reakasi spontan Simon Petrus atas mukjizat penangkapan ikan. Simon takjub dan heran.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Mereka lalu tergerak meninggalkan semuanya untuk mengikuti Yesus. “Sesudah menarik perahu-perahu ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus” (Luk 5: 11).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 29 Agustus 2021: Hati-hati Jaga Hati

Para nelayan itu mengalami secara nyata kesaksian hidup Yesus lewat kata-kata serta tindakan-Nya yang berdaya menenangkan sekaligus memberi keberanian untuk mengikuti-Nya.

Meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti seorang asing merupakan suatu keputusan yang luar biasa dan penuh risiko.

Namun para nelayan itu yakin kepada pengajaran Yesus. Kata-kata dan mukjizat Tuhan mengubah mereka dari penjala ikan di danau Genesaret menjadi penjala manusa di tengah dunia.

Metafora “menjala manusia” mengungkapkan tujuan panggilan para nelayan itu. Para nelayan sederhana ini diubah Tuhan menjadi pewarta dan saksi Kerajaan Allah ke seluruh dunia.

Para murid mendapatkan keistimewaan untuk berpartisipasi dalam rencana dan karya perutusan Yesus. 

Makna panggilan dan perutusan Yesus itu bisa kita selami dalam budaya orang Timur Tengah yang meyakini bahwa laut adalah sumber kebijaksanaan hidup.

Bagi orang Timur Tengah, “memancing atau menjala” merupakan simbol pencarian jiwa dan pencarian ke dalam jiwa yang menggambarkan harta kebijaksanaan dari lautan ketidaktahuan.

Dalam pemahaman ini, panggilan “menjala manusia” memperoleh makna tersirat: pencarian jiwa manusia dan pencarian ke dalam jiwa manusia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 29 Agustus 2021: Menjadi Manusia Otentik

Teks asli (Yunani), kata kerja yang dipakai untuk menerjemahkan istilah “menjala manusia” adalah “zōgrōn” yang merupakan kombinasi dari zōos (alive) dan agrein (catch, hunt) artinya bekerja menangkap manusia-manusia untuk membawa mereka ke kehidupan.

Simon dan teman-temannya dipanggil Tuhan untuk bekerja menangkap manusia-manusia dan membawa mereka kepada kehidupan.

Simon dan teman-teman adalah nelayan yang menangkap ikan untuk dikonsumsi (ikan mati), tapi sekarang Tuhan memanggil mereka untuk menangkap dan membawa manusia kepada kehidupan baru di dalam keluarga besar Kerajaan Allah (Bdk. Anton Padendson blog: 2017).

Kita semua dibaptis untuk menjadi penjala manusia. Melalui tindakan kasih kita menghadirkan mukjizat hidup bagi semua orang.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 27 Agustus 2021: Kebijaksanaan

Selama masa pandemi Covid-19 ini, Tuhan menuntut kita bekerja lebih keras untuk menyelamatkan jiwa sesama melalui perbuatan kasih, menjaga prokes, memakai masker dan menahan diri tidak berkerumun.

Kita tidak perlu menuntut orang lain. Kita sendiri memulai dengan cara sederhana di lingkungan kita masing-masing.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved