Timor Leste

Xananan Gusmao Hadapi Masa Depan dengan Kesedihan, 2 Kali Menikah 2 Kali Pula Bercerai, Simak Ini

Siapa tak kenal Xanana Gusmao? Menyebut namanya saja, sosok yang satu ini tentu saja bisa langsung diingat. Dia adalah pejuang kemerdekaan Timor Leste

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Presiden Pertama Timor Leste, Xanana Gusmao dan ibu negara pertama Timor Leste, Kirsty Sword. 

Namun, pernikahannya kandas setelah membina 15 tahun rumah tangga.

Kisah cintanya semua berawal sejak zaman perlawanan antara Timor Leste dengan Indonesia.

Xanana Gusmao jatuh cinta dengan seorang agen rahasia yang pernah mendatanginya di sel penjaranya di ibukota Jakarta.

Namun, kini keduanya telah bercerai pada 2015 silam.

"Kami ingin memberi tahu teman, kolega dan banyak pendukung kami, yang luar biasa tentang keputusan kami untuk berpisah sebagai pasangan," kata Gusmao.

Setelah perceraiannya, Sword bersama anaknya kemudian tinggal di Melbourne Australia.

"Seperti semua pasangan, yang memutuskan melakukan ini, itu tidaklah mudah," katanya.

Baca juga: Timor Leste-Indonesia Memulai Perundingan Batas Laut Benarkan Xanana Gusmao Yang Akhiri Batas Darat?

Xanana Gusmao bersama Putranya Kay Olok Sword Gusmao
Xanana Gusmao bersama Putranya Kay Olok Sword Gusmao (Bola.com)

"Kami berdua telah mengabdikan banyak hidup kami untuk mengupayakan kemerdekaan Timor Leste, kemudian seluruh hidup kami terkait dengan membangun sebuah bangsa dari bawah," jelasnya.

Dia mengatakan perceraiannya dengan Kirsty setelah Xanana Gusmao mengumumkan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri pada 2015 silam.

Kisah cinta Kirsty dan Xanana Gusmao, dimulai sejak perlawanan melawan Indonesia, untuk mengupayakan kemerdekaan Timor Leste.

Ia bekerja menyamar untuk gerakan perlawanan Timor Leste dengan kode nama "Ruby Blade", Sword bertemu dengan Gusmao di penjara Jakarta pada tahun 1994.

Dia berhasil mendapatkan izin masuk ke penjara itu padahal dia berada di pihak Timor Leste.

"Saya berjabat tangan dengan Xanana dan saya harus berpura-pura bahwa saya tidak terlalu tertarik padanya," kata Sword pada 2002.

Fasih berbahasa Indonesia setelah dibesarkan di Bendigo dan Melbourne dan menyelesaikan gelar di Melbourne University, Sword bekerja sebagai guru dan juru kampanye hak asasi manusia di Jakarta.

Ketika itu dia mulai menyampaikan pesan dari Xanana di depan polisi dan tentara Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved