Berita Internasional
Timor Leste-Indonesia Memulai Perundingan Batas Laut Benarkan Xanana Gusmao Yang Akhiri Batas Darat?
Sebelum meninggalkan jabatannya sebagai pejabat penting di Timor Leste, Xanana Gusmao ternyata telah menemui para pejabat di Indonesia.
POS-KUPANG.COM – Sebelum meninggalkan jabatannya sebagai pejabat penting di Timor Leste, Xanana Gusmao ternyata telah menemui para pejabat di Indonesia.
Salah satu menteri yang ditemui Xanana Gusmao sebelum akhirnya ia memilih lengser ke prabon, adalah Menko Polhukam, Mahfud MD.
Pertemuan dengan Menko Polhukam itu ketika Xanana Gusmao mengemban tugas sebagai Menteri Perencana dan Investasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste.
Pertemuan penting tersebut membahas masalah perbatasan antara Timor Leste dengan Indonesia, yang sering dibicarakan selama ini.
Pembicaraan masalah perbatasan itu merupakan kelanjutan dari pembicaraan sebelumnya yang dilakukan Xanana Gusmao dengan Bu Retno Marsudi dan Wiranto.
Baca juga: Polisi Timor Leste Tangkap Pendukung Eks Pastor yang Diduga Terlibat Pelecehan Anak di Bawah Umur
Saat itu, Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia dan Wioranto sebagai Menko Polhukam.
“Saya ke sini untuk melanjutkan pembicaraan yang pernah saya lakukan dengan Bu Retno dan Pak Wiranto. Masalah perbatasan antar Negara,” ujar Xanana.
Momentum pertemuan antara Xanana Gusmao dan Mahfud MD itu berlangsung pada Selasa 4 Februari 2020, sebagaimana dilansir Kompas.com
"Pembicaraan yang dulunya pernah saya lakukan dengan Bu Retno dan Pak Wiranto, kini kami melanjutkannya kembali,” ungkap Xanana.
"Saat itu kami masih pending issues di land border (perbatasan darat), kemudian boundary (batas negara)," lanjut dia.
Selain membahas masalah itu, Xanana dan Mahfud juga bertukar pikiran tentang apa yang akan dilakukan terkait penyelesaian persoalan perbatasan itu.
Baca juga: Eks Presiden Timor Leste,Xanana Gusmao Panggil Wartawati Indonesia Lalu Menciumi Tangannya
"Jadi, ini seperti melanjutkan apa yang sudah dijalankan. Saya sebagai utusan dari negara saya dan Pak Menko Polhukam sebagai utusan dari Indonesia," tambah Xanana.
Sementara itu, Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Desra Percaya mengatakan, pertemuan dengan Xanana juga melibatkan Kemenlu.
Dalam pertemuan itu, dibahas soal finalisasi batas darat Idonesia dan Timor Leste.
"Yang di titik Noel Besi-Citrana dan di Bidjael Sunan Oben," kata Desra ketika dijumpai di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa 4 Februari 2020.
Desra menuturkan pemerintah menekankan agar penyelesaian sengketa dilaksanakan secara politik.
Pemerintah meminta penyelesaian masalah perbatasan ini bisa selesai sebelum pertengahan 2020.
"Kesepakatannya adalah penyelesaiannya politik sehingga bukan lagi berdasarkan diplomasi. Penyelesaian politik dan juga mempertimbangkan masyarakat yang tinggal di sana," ungkap Desra.
Baca juga: Inilah Lagu Sakral Masyarakat Timor Leste yang Terancam Punah, Dinyanyikan Saat Ritual Tradisional
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Timor Leste akhirnya menyepakati penyelesaian sengketa perbatasan darat.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan antara Menko Polhukam Wiranto beserta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin 22 Juli 2019 lalu.
"Dalam pertemuan yang dilangsungkan dalam suasana bersahabat tersebut, kami telah sepakat mengenai penyelesaian batas darat unresolved segments yaitu di Noel Besi-Citrana dan di Bidjael Sunan Oben," ujar Wiranto usai pertemuan.
Perbatasan di Noel Besi-Citrana merupakan wilayah di Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan Oecusse-Ambeno, yang menjadi bagian dari wilayah Timor Leste.
Baca juga: Fakta Soal Mata Uang Timor Leste yang Jadi Perdebatan, Biaya Tinggi Hingga Rupiah yang Masih Beredar
Sedangkan lokasi perbatasan antara Bidjael Sunan-Oben, adalah wilayah yang berada di Manusasi, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Wiranto menambahkan, kesepakatan tersebut akan diselesaikan oleh pejabat terkait.
Hasilnya kemudiam dituangkan dalam adendum kedua, yaitu perjanjian batas Tahun 2005 dan nantinya tentunya akan dituangkan dalam perjanjian komprehensif antara Indonesia dan Timor Leste.
"Terakhir dengan rampungnya perbatasan darat RI- Timor Leste maka saya ingin sampaikan bahwa pemerintah Indonesia dan pemerintah Timor Leste mulai sepakat untuk mulai melaksanakan perundingan batas maritim," lanjut Wiranto.
Xanana Kirim Surat Buat Keluarga BJ Habibie
Presiden ketiga RI, BJ Habibie, merupakan sosok yang dicintai bagi masyarakat Timor Leste. Saat
Kala BJ Habibie menjadi Presiden, Indonesia menggelar referendum bagi masyarakat di wilayah yang dulunya merupakan Provinsi Timor Timur.
Hasilnya, sebagian besar memilih untuk melepaskan diri dari Indonesia. Timor Timur pun kemudian merdeka hingga menjadi Timor Leste.
Dengan demikian, BJ Habibie pun menjadi sosok yang begitu dikenang Presiden pertama Timor Leste Xanana Gusmao.
Bahkan saat BJ Habibie dirawat di rumah sakit, Xanana Gusmao mengunjunginya. Video tentang kunjungan Xanana itu viral di media sosial.
Tak berselang lama dari suasana duka itu, terbetik kabar bahwa Xanana Gusmai mengirim dua pucuk surat untuk keluarga BJ Habibie.
Satu surat ditulis oleh Xanana secara pribadi. Surat satu lagi dari Pemerintah Timor Leste.
Surat I itu diserahkan langsung oleh Xanana Gusmao ketika melayat ke kediaman mendiang di Patra Kuningan, Jakarta.
Hal tersebut disampaikan putra kedua BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, yang ikut menerima kunjungan dari kawan lama sang ayah tersebut.
“Dia menyampaikan sepucuk, dua pucuk surat, satu surat pribadi, satu surat dari pemerintah. Entah isinya apa, saya belum sempat buka,” kata Thareq.
Ia menyebut bahwa kemungkinan besar surat tersebut berisi tentang ungkapan duka cita atas kepergian Habibie yang merupakan presiden ke-3 Republik Indonesia itu.
Sementara itu, pertemuan Xanana dengan perwakilan keluarga yang berlangsung sekitar 30 menit di dalam rumah mendiang bersifat silaturahim kekeluargaan.
“Lebih kekeluargaan karena beliau berdua cukup dekat dan Pak Xanana benar-benar berterima kasih sama Pak Habibie,” kata Thareq.
Ia menyebut, pertemuan itu merupakan yang pertama kalinya bagi mereka, tetapi kesan humoris sudah ditampakkan oleh Xanana.
Walaupun begitu, ada momen ketika Xanana menunjukkan kedukaannya.
“Beliau menyesal karena tidak sempat terbang untuk bertemu terakhir dengan Bapak. Baru dengar kabar wafat malam hari, besoknya sudah dikuburkan, tidak sempat terbang,” ujar Thareq.
Dalam pertemuan kekeluargaan itu, tidak ada pesan khusus yang disampaikan oleh Xanana. Menurut dia, kebanyakan yang disampaikan merupakan cerita-cerita, kesan dan kenangan Xanana terhadap BJ Habibie.
“Beliau cerita kesan terhadap Bapak, kagum sama semangat Bapak yang tidak pernah menyerah, tidak pernah mau kalah, maju terus pantang mundur,” ucap Thareq.
Sebelumnya, momen kedekatan yang hangat dari dua tokoh besar itu terekam dalam sebuah video ketika Xanana menjenguk BJ Habibie di rumah sakit akhir Juli lalu.
BJ Habibie wafat pada Rabu 11 September 2019 pukul 18.05 WIB di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta dalam usia 83 tahun. (kompas.com)