Berita Internasional

Saudara Kandung Presiden Afganistan Balik Haluan Dukung Taliban Pengamat Langsung Singgung Masa Lalu

Hashmat Ghani, adik kandung Presiden Afghanistan kini berbalik haluan mendukung Taliban, kelompok yang kini menguasai negara itu.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Pejuang Taliban berjaga-jaga di sepanjang jalan di Herat, Afghanistan. Ini dilakukan setiap hari sejak 14 Agustus 2021. Saat ini, Hashmat Ghani, adik kandung Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, telah berbalik haluan mendukung Taliban. 

Tentang pelarian saudaranya, ia mengaku ikut senang karena sang kakak setidaknya meninggalkan hidupnya dengan utuh.

"Jika dia terbunuh atau terbunuh dengan cara apa pun, segalanya akan menjadi jauh lebih buruk," tambahnya.

Di sisi lain, ekonomi Afghanistan telah berjuang keras karena korupsi, pemotongan bantuan asing dan hampir kehabisan uang pada hari-hari sebelum kedatangan Taliban pekan lalu.

Hashmat Ghani mengatakan, Taliban harus melakukan segala upaya yang mereka bisa untuk terlibat dengan pengusaha dan investor.

Karena, dalam ekonomi, penutupan bisnis dan kurangnya uang dapat menyebabkan guncangan ekonomi yang serius.

Saat ditemui Al Jazeera sepanjang Sabtu sore, Hashmat Ghani terdengar menanggapi pesan suara WhatsApp dari Inggris.

Ia mencoba mendorong investor dan tokoh terkemuka untuk tidak putus asa atau lebih buruk lagi, meninggalkan negara pada saat dibutuhkan.

Baca juga: Taliban Masuk Kota Kabul, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Melarikan Diri

"Kita tidak bisa membiarkan negara ini kembali ke kematian dan kehancuran," katanya.

Keraguan Pengamat atas Perubahan Taliban

Pengamat terorisme sekaligus mantan Pimpinan JI (Jamaah Islamiyah), Nasir Abbas ikut menanggapi terkait dugaan perubahan dalam kelompok militan Taliban.

Ia mengaku masih meragukan perubahan yang terjadi dalam Taliban.

Ia pun mengingatkan agar publik tak lupa dengan dosa masa lalu Taliban yang sangat brutal dan kasar saat menghadapi musuhnya.

"Kita tidak boleh lupa dosa masa lalu Taliban, bagaimana brutalnya Taliban menyerang mujahidin pada 1993-1996."

"Sekarang kok berubah, menampakkan seperti masuk (ke Afghanistan) baik-baik."

"Saya masih belum yakin mereka sudah sepenuhnya berubah," kata Nssir, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Minggu 22 Agustus 2021.

Baca juga: Lebih 1.000 Warga Sipil Tewas, Taliban Klaim Rebut Kandahar, Kota Terbesar Kedua di Afghanistan

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved