Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 23 Agustus 2021: Munafik

RD. Fransiskus Aliandu menyajikan renungan harian katolik Senin 23 Agustus 2021 dengan judul Munafik. Tersedia pula teks lengkap bacaan hari ini.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik Senin 23 Agustus 2021: Munafik (Matius 23:13-22)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Selain apresiasi atau pujian, tak jarang kita pun menyampaikan kritikan atau kecaman kepada orang lain.

Walaupun terkadang kita memberikan pujian karena "ada maunya", supaya orang lain senang dan kita diganjari dengan "hadiah"; namun umumnya pujian kita berikan ketika orang menggapai sukses, melakukan hal atau perbuatan baik.

Begitu pun, meski kecaman acapkali kita lontarkan karena ketidaksenangan dan sebagai luapan perasaan iri, cemburu, benci; tapi biasanya kecaman kita layangkan tatkala orang memperlihatkan hal buruk, melakukan perbuatan tidak baik.

Dalam perikop kali ini Yesus mengecam cara hidup orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Yesus gunakan suatu ungkapan khas para nabi di dalam Perjanjian Lama, yaitu “Celakalah”.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 22 Agustus 2021: Rohlah Yang Memberi Hidup

Perkataan keras atau kecaman "celakalah!", biasanya digunakan oleh para nabi ketika bangsa Israel tidak mau mendengarkan undangan lembut Allah untuk bertobat dan memperbaiki diri.

Temanku bercerita. Ia sering bicara dengan suara yang agak keras. Tiap kali selalu ada yang menyela, "Sssttt ... jangan marah". Dia membela diri, "Maaf ... itu gaya kami orang Flores. Kalau ngomong seperti marah. Kalau sedang bicara dengan sesama orang Flores dikira lagi bertengkar."

Sangat mungkin Yesus tak bergaya Flores atau Batak. Suara-Nya barangkali pelan, tapi kata-kata-Nya keras dan tajam, "Celakalah". Kenapa Yesus berkata keras, mengecam dengan perkataan “Celakalah”?

Alasan Yesus terungkap dalam sebutan-Nya lebih lanjut, "Hai kamu orang-orang munafik." Oh ... ternyata kecaman itu Yesus sampaikan, karena mereka bersikap sebagai orang-orang munafik.

Kata “munafik” dalam bahasa Yunani” “hypocritos” biasa dipakai untuk para aktor atau pemain teater. Para aktor di atas panggung bisa mementaskan drama dengan luar biasa, menampilkan orang yang kaya raya, suci, sedih, gembira, sengsara, jatuh cinta, kejam, dan sebagainya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 21 Agustus 2021: Menduduki Kursi

Tetapi apa yang mereka perankan di panggung, tidaklah sama dengan kehidupan nyata mereka. Itulah yang bisa mengungkapkan makna dari kata “munafik”: Apa yang di luar beda dengan apa yang di dalam.

Orang-orang Farisi dan ahli Taurat dikecam dan dibilang 'celaka', karena kemunafikan mereka, yakni adanya ketidaksinkronan antara apa yang terdapat dalam hati dengan yang diperlihatkan dalam praktek hidup nyata.

Kita ingat pada bagian lain, Yesus pernah mengibaratkan mereka seperti kubur yang dilaburi putih. Bersih dan indah di luar, tapi di dalamnya penuh kebusukan.

Kita catat ini untuk permenungan diri. Tuhan sangat tidak suka dengan kemunafikan. Apalagi kalau kita munafik terhadap-Nya. Tuhan tuh tahu hingga ke lubuk terdalam diri kita.

Tuhan pun pasti akan berkata keras terhadap kita, kalau kita munafik; tampil dengan lakon dan peran sebagai orang yang baik-baik, padahal hati penuh benci dan iri.

Maka niat dan usaha kita adalah melepaskan diri dari kemunafikan atau hipokrit. Suatu perbuatan baik dan suci harus mengalir dari hati yang tulus dan jujur.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 22 Agustus 2021, Minggu Biasa XXI: Momen Pemurnian Iman

Tindakan keagamaan dan belas kasih seperti berdoa, beribadah, membaca Kitab Suci, memberi bantuan berupa uang atau barang, betul-betul dilakukan dari hati yang tulus dan murni, bukan dengan motivasi untuk dilihat dan dipuji orang lain.

Zaman now kebiasaan memotret dengan kamera hp rasanya sudah menjadi gaya hidup. Di mana pun dan kapan pun kita tak mau melewatkan momen apa pun untuk diabadikan.

Menariknya kita nyaris tak pernah mengambil foto peristiwa yang buruk-buruk. Kita selalu mengambil foto momen-momen bahagia. Kita gunakan kamera megapiksel canggih. Kita bergaya saranghaeyo korea sehingga terlihat indah.

Biasanya foto-foto yang jelek kita hapus dari memori. Atau, dengan menggunakan aplikasi canggih, foto-foto yang jelek kita poles sehingga menjadi indah dan bagus. Foto-foto yang bagus-bagus inilah yang kita simpan dalam gallery atau album dan pada saatnya kita upload di akun medsos kita untuk konsumsi publik.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 20 Agustus 2021: Kesegenapan

Sejalan dengan ini, saatnya kita memasukkan dan menyimpan dalam hati hal-hal yang baik. Dan saatnya yang kita upload adalah hal-hal dan perbuatan baik dari hati kita agar menjadi kesaksian hidup kita.*

Teks Lengkap Bacaan 23 Agustus 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan I : 1Tes 1:2b-5.8b-10

Kalian telah berbalik dari berhala-berhala kepada Allah,untuk menantikan kedatangan Anak-Nya yang telah dibangkitkan

Saudara-saudara, kami selalu mengenang kalian dalam doa-doa kami. Sebab kami selalu teringat akan amal imanmu, akan usaha kasihmu dan ketekunan harapanmu di hadapan Allah dan Bapa kita.

Saudara-saudara yang dikasihi Allah, kami tahu bahwa Allah telah memilih kalian. Sebab Injil yang kami wartakan disampaikan kepada kalian bukan dengan kata-kata saja, melainkan juga dengan kekuatan, dalam Roh Kudus dan kepastian yang kokoh. Kalian sendiri tahu, bagaimana kami telah bekerja di antara kalian, demi kepentingan kalian.

Di mana-mana telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah. sehingga kami tidak usah berbicara lagi tentang hal itu. Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kalian menyambut kami, dan bagaimana kalian berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk mengabdi kepada Allah yang hidup dan benar, serta untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari surga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur kepada Allah

Mazmur  Tanggapan : 149:1-6a.9b

Ref: Tuhan berkenan akan umat-Nya

Nyanyikanlah bagi Tuhan lagu yang baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh! Biarlah Israel bersukacita atas Penciptanya, biarlah Sion bersorak-sorak atas raja mereka!

Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.

Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur!Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka;itulah semarak bagi orang yang dikasihi Allah.

Bacaan Injil: Matius 23:13-22

Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta!

Pada suatu hari Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, “Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian orang-orang munafik, karena kalian menutup pintu Kerajaan Surga di depan orang. Sebab kalian sendiri tidak masuk dan kalian merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian, orang-orang munafik, sebab kalian menelan rumah janda-janda sementara mengelabui indra orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kalian pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.

Celakalah kalian, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kalian, orang-orang munafik, sebab kalian mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kalian menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kalian sendiri.

Celakalah kalian, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata, ‘Bila bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas bait suci, sumpah itu mengikat.

’Hai kalian, orang-orang bodoh dan orang-orang buta, manakah yang lebih penting, emas atau bait suci yang menguduskan emas itu?

Dan kalian berkata, ‘Bila bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. 

’Hai kalian orang-orang buta, manakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?

Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.

Dan barangsiapa bersumpah demi bait suci, ia bersumpah demi bait suci dan juga demi Dia, yang diam di situ.Dan barangsiapa bersumpah demi surga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.”

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Renungan harian lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved