Tips Sehat

Kenali Gejala Virus Marburg, Mirip Virus Ebola dan Lebih Mematikan dari Covid-19

Kenali Gejala Virus Marburg, Mirip Virus Ebola dan Lebih Mematikan dari Covid-19

Editor: Eflin Rote
tribunnews
Kenali Gejala Virus Marburg, Mirip Virus Ebola dan Lebih Mematikan dari Covid-19 

Kenali Gejala Virus Marburg, Mirip Virus Ebola dan Lebih Mematikan dari Covid-19

POS-KUPANG.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kasus penyakit virus Marburg, yang sangat menular juga mematikan, di Guinea, Afrika. Ini merupakan kasus yang pertama sejak 2017.

Pasien yang terjangkit virus Marburg adalah seorang pria yang meninggal pada 2 Agustus lalu, delapan hari setelah timbul gejala. Desa tempat dia tinggal berada di dekat perbatasan Guinea dengan Sierra Leone dan Liberia.

Mengutip laman resmi WHO, penyakit virus Marburg adalah penyakit yang sangat virulen, rawan epidemi yang terkait dengan tingkat kematian kasus yang tinggi, hingga 88%. 

Baca juga: Lemas, Mual dan Muntah Disertai Nyeri di Ulu Hati, Awas Jangan-jangan Gejala Penyakit Jantung

Penyakit virus Marburg sebelumnya dikenal sebagai demam berdarah Marburg. Virus Marburg, yang namanya diambil dari kota di Jerman, menyebabkan demam berdarah yang parah pada manusia.

Asal usul virus Marburg

Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada 1967 silam, menyusul dua wabah besar secara bersamaan di laboratorium di Kota Marburg, Jerman, dan di Beograd, ibu kota Yugoslavia saat itu.

"Wabah tersebut terkait dengan pekerjaan laboratorium menggunakan monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) yang diimpor dari Uganda," kata WHO.

Baca juga: Gejala Penyakit Radang Telinga pada Anak Hingga Komplikasi Yang Terjadi Bila Tak Ditangani

Selanjutnya, wabah dan kasus sporadis dilaporkan terjadi di Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda.

Pada awal perjalanannya, diagnosis klinis penyakit virus Marburg yang sangat menular sulit dibedakan dari penyakit demam tropis lainnya, karena kesamaan gejala. 

Penyakit virus Marburg ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan/atau jaringan orang yang terinfeksi atawa hewan liar, misalnya, monyet dan kelelawar buah.

Rousettus aegyptiacus, kelelawar buah dari keluarga Pteropodidae, dianggap sebagai inang alami virus Marburg. Virus ini ditularkan ke manusia dari kelelawar buah dan menyebar di antara manusia melalui penularan dari manusia ke manusia.

Baca juga: Gejala Penyakit Hepatitis, Bahaya! Bisa Gagal Hati atau Kanker Hati Jika Sudah Muncul Tanda Ini 

"Saat ini, tidak ada terapi atau obat khusus yang disetujui untuk penyakit virus Marburg," ujar WHO.

Meski begitu, perawatan suportif, termasuk pemantauan ketat tanda-tanda vital, resusitasi cairan, pemantauan elektrolit dan asam basa bersama dengan pengelolaan koinfeksi serta disfungsi organ, merupakan komponen penting dari perawatan dan mengoptimalkan hasil juga kelangsungan hidup pasien. 

Virus Marburg satu keluarga dengan Ebola. Keduanya anggota keluarga Filoviridae (filovirus). Meskipun disebabkan oleh virus yang berbeda, kedua penyakit ini secara klinis serupa. 

"Penyakit virus Marburg dan Ebola jarang terjadi tapi memiliki kapasitas untuk menyebabkan wabah dengan tingkat kematian yang tinggi," ungkap WHO.

Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Tipes, Mulai dari Tahap Awal hingga Tahap Berikutnya

Penularan virus Marburg

Sumber: Kontan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved