Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 12 Agustus 2021: Mengampuni Terus-menerus

“Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik Kamis 12 Agustus 2021: Mengampuni Terus-menerus (Mat 18:21-19:1)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”

Yesus menjawab: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat 18: 21).

Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen tentang Rekonsiliasi dan Pengampunan mengatakan bahwa tindakan kasih kepada sesama adalah tanda nyata dari rahmat pengampunan karena pengampunan adalah bagian utuh dari tindakan kasih.

Kesatuan dan persaudaraan dalam hidup bersama orang lain merupakan wujud konkret dari kesediaan untuk saling mengampuni.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 12 Agustus 2021: Mengampuni

Ketika kita ada dan hidup bersama orang lain, Allah hadir dan mengalirkan kekuatan-Nya. Daya pengampunan tidak bersumber dari manusia, tapi dari Allah.

Kita mesti terus berdoa agar rahmat Allah itu kita hidupi setiap hari dan berbuah dalam tindakan nyata saling mengampuni.

Paus Yohanes Paulus II membuka mata dunia ketika mengampuni Mehmet Ali Agca, yang telah berusaha membunuhnya, dengan cara menembaknya pada 13 Mei 1981.

Begitu Bapa Suci sembuh, beliau mengunjungi Ali di penjara dan menyatakan bahwa beliau mengampuni Ali, walaupun, tidak didahului oleh permintaan maaf dari Ali.

Seandainya kita berada di posisi Paus, sanggupkah kita mengampuni orang yang telah berusaha membunuh kita?

Perumpamaan tentang hamba yang jahat (Mat 18: 21-35) memberikan pelajaran tentang korelasi antara bersyukur dan mengampuni.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 12 Agustus 2021: Mengampuni Tanpa Batas

Hamba yang jahat telah menerima pengampunan secara cuma-cuma dari tuannya, namun ia lupa diri, malah menjadi congkak hati.

Ia lupa bahwa sebagai pendosa yang telah diampuni, seharusnya ia juga belajar untuk mengampuni sesama.

Orang yang tidak bersyukur atas rahmat pengampuan dari Tuhan, sulit membuka hati untuk memberi pengampunan (https://katoliknews.com/2019/08/31/mengapa-kita-mesti-mengampuni-sesama).

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved