Berita Nasional
Dikenal Blak-blakkan Begini Perjalanan Karir dan Profil Megawati Soekarnoputri, 1997 Jadi Masa Suram
Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001.
Penulis: Maria Enotoda | Editor: maria anitoda
Dikenal Blak-blakkan Begini Perjalanan Karir dan Profil Megawati Soekarnoputri, 1997 Jadi Masa Suram
POS-KUPANG.COM- Dikenal blak-blakkan dan langsung menegur jika ada kadernya yang mulai keluar dari tatanan PDIP siapa lagi kalau buka Megawati Soekarnoputri.
Ya mantan presiden Republik Indonesia ini merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Mari kita mengenal lebih dalam mengenai Megawati ibu Puan Maharani ini.
Profil Lengkap
Baca juga: Minta Divonis Bebas Usai Korupsi Bansos, Juliari Batubara Sebut Jokowi & Megawati di Pledoi, Kenapa?
Prof. Dr. (H.C.) Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan "Mbak Mega" lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947.
Dilansir dari Wikipedia, ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan putri dari presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak ayahnya menjadi Presiden Indonesia.
Pada 20 September 2004, ia kalah suara dari Susilo Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 putaran yang kedua.
Baca juga: Baliho Puan Maharani Dicoret, Ada Tulisan Open BO di Dekat Wajah Anak Megawati, Siapa Pelakunya?
Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001.
Sidang Istimewa MPR ini diadakan dalam menanggapi langkah Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang membekukan lembaga MPR/DPR dan Partai Golkar.
Ia dilantik pada 23 Juli 2001. Sebelumnya dari tahun 1999–2001, ia menjabat Wakil Presiden pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Jejak politik sang ayah berpengaruh kuat pada diri Megawati Soekarnoputri. Karena sejak mahasiswa, saat kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Pajajaran, ia pun selalu aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Baca juga: Cara Rachmawati Lestarikan Ide Bung Karno, Deretan Sekolah Ini Jadi Saksi Perjuangan Adik Megawati
Karir Politik
1986
Megawati saat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat tahun 1987.
Tahun 1986 ia mulai masuk ke dunia politik, sebagai wakil ketua PDI Cabang Jakarta Pusat. Karier politiknya terbilang melesat.
Mega hanya butuh waktu satu tahun menjadi anggota DPR RI.
Baca juga: Jalan Berdampingan Prabowo Subianto & Megawati Disebut Presiden dan Wakil Presiden 2024, Sudah Deal?
1993
Dalam Kongres Luar Biasa PDI yang diselenggarakan di Surabaya 1993, Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI.
1997
Keberpihakan massa PDI kepada Mega makin terlihat pada pemilu 1997.
Perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam.
Sebagian massa Mega berpihak ke Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah "Mega Bintang". Mega sendiri memilih golput saat itu.
Baca juga: Megawati Kenang Rachmawati Saat di Istana, Ketua Gerindra Sufmi Dasco Ahmad: Berjuang Lawan Covid-19
1999
Pemilu 1999, PDI Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu.
Meski bukan menang telak, tetapi ia berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara.
Massa pendukungnya, memaksa supaya Mega menjadi presiden. Mereka mengancam, kalau Mega tidak jadi presiden akan terjadi revolusi.
Namun alur yang berkembang dalam Sidang Umum 1999 mengatakan lain, dan memilih KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Ia kalah tipis dalam voting pemilihan presiden adalah 373 banding 313 suara.
2001
Pelantikan Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2001.
Ketua MPR Amien Rais memberi ucapan selamat kepada Megawati atas pengangkatannya sebagai presiden.
Namun, waktu juga yang berpihak kepada Megawati Sukarnoputri.
Ia tidak harus menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid, setelah Sidang Umum 1999 menggagalkannya menjadi Presiden. Sidang Istimewa MPR, Senin (23/7/2001) pukul 09.30 WIB, telah menaikkan statusnya menjadi Presiden, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI.
2004
Megawati bersama Hasyim Muzadi dalam Pilpres 2004
Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia, dalam masa pemerintahannya, pemilihan umum presiden secara langsung dilaksanakan dan secara umum dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia.
Ia mengalami kekalahan (40% - 60%) dalam pemilihan umum presiden 2004 tersebut dan harus menyerahkan tonggak kepresidenan kepada Susilo Bambang Yudhoyono mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada masa pemerintahannya.
2014
Megawati dan PDI-P menunjuk Joko Widodo untuk maju dalam Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014. Akhirnya melalui proses pemilu yang cukup panjang, Joko Widodo dan Jusuf Kalla terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2014 - 2019.
Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI-P, Semarang, Jawa Tengah, 20 September 2014, Megawati ditunjuk kembali untuk menjadi Ketua Umum PDI-P periode 2015-2020.
2019
Pada Kongres V PDI-P, Sanur, Bali, 8 Agustus 2019, Megawati dikukuhkan kembali sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024.
Perjalanan karier
Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (Bandung); (1965)
Anggota Fraksi PDI DPR RI Komisi IV (1987-1997)
Ketua DPC PDI Jakarta Pusat
Ketua Umum PDI versi Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Surabaya (1993-1996)
PDI yang dipimpinnya berganti nama menjadi PDI Perjuangan pada 1999-sekarang
Wakil Presiden Republik Indonesia (20 Oktober 1999-23 Juli 2001)
Presiden Republik Indonesia ke-5 (23 Juli 2001-20 Oktober 2004) (*)