Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 10 Agustus 2021, Pesta St. Laurensius: Memberi dengan Sukacita

Pada Agustus 258, Sri Paus Sixtus II hendak mempersembahkan Misa di Katakombe Praetextatus bersama Imam Quartus, diakon Laurensius yang jenaka.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik Selasa 10 Agustus 2021, Pesta St. Laurensius, Diakon dam Martir: Memberi dengan Sukacita (Yoh 12: 24-26)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Pada Agustus 258, Sri Paus Sixtus II hendak mempersembahkan Misa di Katakombe Praetextatus bersama Imam Quartus, diakon Laurensius yang jenaka, serta keenam diakon lainnya.

Saat itu gerombolan serdadu Romawi yang ganas masuk ke kapel. Mereka telah menemukan jalan masuk. Mereka membunuh penjaga pintu. Para serdadu membelenggu Sri Paus.

Mereka diseret keluar dan dihadapkan ke pengadilan walikota Roma. Mereka diminta memilih antara melepaskan imannya akan Yesus atau dibunuh. Mereka memilih untuk dibunuh.

Sri Paus Sixtus dibawa kembali ke katakombe Praetextatus untuk dihukum mati dengan dipenggal kepalanya. Santo Laurensius menyaksikan terlepasnya kepala Sri Paus dari tubuhnya dengan sangat sedih.

Laurensius pun dibawa kembali ke hadapan pengadilan walikota. Ia mendesak walikota agar segera mengeksekusinya. Walikota meminta Laurensius menyerahkan semua harta benda Gereja kepada kekaisaran Roma guna kepentingan perangnya.

Laurensius adalah kepala aset gereja kala itu. Laurensius menyanggupinya tapi meminta kelonggaran tiga hari untuk mempertimbangkan permintaan itu.

Setelah lepas dari penjara, Laurensius menjalankan tugasnya yaitu membagikan harta benda kepada fakir miskin. Bahkan ia menjelajah seluruh pelosok kota Roma sampai ke dusun-dusun.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 10 Agustus 2021: Nyawa

Ia mengumpulkan orang-orang sakit, janda, anak-anak yatim piatu dan telantar, para pengemis di pinggiran jalan-jalan dan diarak ke kota Roma.

Di sanalah mereka mendapat makanan dan pakaian dari Laurensius. Berduyun-duyun semua orang miskin dengan segera membanjiri kota.

Berkumpullah 1500 orang: tua muda, besar kecil, laki-laki dan perempuan.Laurensius bersama sekitar 1500 orang miskin dan sengsara memenuhi Colloseum di kota Roma dimana pengadilan kota Roma menanti kedatangan Laurensius yang akan menyerahkan semua harta benda Gereja kepada Kaisar.

Di hadapan walikota, Laurensius menunjuk 1500 orang miskin dan menyebut mereka adalah aset, harta benda gereja. Walikota merasa terhina karena diolok.

Laurensius dipanggang dalam api tapi wajahnya memancarkan sinar indah. Api mulai membakar tubuh Laurensius. Bahkan ia meminta Walikota agar membalikkan badannya sehingga bisa dimakan api secara merata.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved