Presiden Jokowi Ungkap Fakta Mengejutkan, Lonjakan Covid-19 di NTT Luar Biasa, Juga 5 Provinsi Lain
Dalam sepekan terakhir, lonjakan kasus covid-19 di Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dan lima provinsi lainnya, terbilang luar biasa.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA – Dalam sepekan terakhir, lonjakan kasus covid-19 di Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dan lima provinsi lainnya, terbilang luar biasa.
Kondisi mengejutkan itu terjadi pula di beberapa daerah lain di luar Pulau Jawa, yakni Sumatera, Kalimantan, Bali dan NTT.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi dalam arahannya saat rapat terbatas tentang evaluasi perkembangan dan tindak lanjut PPKM Level 4.
Rapat tersebut diselenggarakan melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu 7 Agustus 2021.
Atas lonjakan kasus tersebut di luar Jawa, Presiden Jokowi memerintahkan Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri jenderal Listyo Sigit Prabowo segera mengambil tindakan cepat untuk menangani hal tersebut.
Baca juga: Fraksi Nasdem, PAN dan Gerindra DPRD Flotim Desak BPK Audit Dana Covid-19 Tahun 2020
Pada tanggal 25 Juli 2021, misalnya, tercatat sebanyak 13.200 kasus covid-19 atau 34 persen dari kasus baru nasional.
Per 1 Agustus 2021 naik menjadi 13.589 kasus atau 44 persen dari total kasus baru nasional
Beberapa hari kemudian, tepatnya 6 Agustus 2021, naik lagi menjadi 21.374 kasus atau 54 persen dari total kasus baru nasional.
"Saya perintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk betul-betul mengingatkan Pangdam, Kapolda dan Danrem, Dandim, Kapolres untuk secara cepat merespons.”
“Angka-angka yang saya sebutkan tadi harus direspon secara cepat. Pengendaliannya ada di situ," kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Tenaga Vaksinator Covid-19 di Lembata Sudah Cukup Tapi Alokasi Dosis Terbatas
Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo menyoroti lima provinsi dengan kenaikan kasus paling tinggi per tanggal 5 Agustus 2021.
Pertama, Kalimantan Timur dengan 22.529 kasus aktif, Sumatera Utara dengan 21.876 kasus aktif.
Berikutnya Papua dengan 14.989 kasus aktif, Sumatera Barat dengan 14.496 kasus aktif, dan Riau dengan 13.958 kasus aktif.
Pada Jumat 6 Agustus 2021, angka kasus aktif di Sumatera Utara naik menjadi 22.892 kasus, Riau naik menjadi 14.993 kasus aktif, Sumatera Barat naik menjadi 14.712 kasus aktif.
Sementara kasus aktif di Kalimantan Timur dan Papua mengalami penurunan.
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Bank NTT Bajawa Sosialisasi Transaksi Non Tunai Melalui Aplikasi Qris
"Hati-hati, ini selalu naik dan turun, dan, yang perlu hati-hati, NTT. NTT hati-hati.”
“Saya lihat dalam seminggu kemarin, tanggal 1 Agustus, NTT itu masih 886 (kasus aktif).”
“Tanggal 2 Agustus, 410 kasus baru. Tanggal 3 (Agustus) 608 kasus baru. Tanggal 4 (Agustus) 530 (kasus baru).”
“Tetapi lihat di tanggal 6 (Agustus) kemarin, 3.598 (kasus baru). Yang angka-angka seperti ini harus direspons secara cepat," tandas Presiden Jokowi.
Baca juga: Menko Airlangga Minta Maksimalkan Potensi Daerah dan Percepat Penyerapan Anggaran Covid-19
Firdza Radiany Ingatkan Pemerintah
Inisiator Pandemic Talks Firdza Radiany mengingatkan pemerintah terkait lonjakan kasus Covid-19 di wilayah luar Pulau Jawa dan Bali.
Firdza mengungkapkan kasus harian di luar Pulau Jawa dan Bali sempat lebih tinggi dibanding wilayah Jawa dan Bali.
"Saya ulangi lagi hati-hati di luar Jawa. Kemarin tanggal 5 agustus, untuk pertama kalinya kasus harian di luar Jawa itu lebih tinggi dari Pulau Jawa. Padahal jumlah testing terbanyak ada di Jawa. Hati-hati," ujar Firdza dalam webinar Forum Diskusi Salemba, Sabtu 7 Agustus 2021.
Dirinya mengungkapkan zona merah di luar Pulau Jawa dan Bali semakin banyak dalam satu bulan terakhir.
Menurutnya, pemerintah daerah perlu membangun kerjasama pentahelix untuk mengantisipasi lonjakan ini.
Baca juga: Tim Gabungan Satgas Covid-19 di Kabupaten Sikka Mulai Tindak Pelanggar Prokes
"Terutama semua disiapkan di luar Jawa. Logistik, obat-obatan, oksigen kesiapan nakes dan sistem-sistem kesehatan atau health system lainnya yang harusnya disiapkan," ucap Firdza.
Langkah ini, menurutnya, perlu dilakukan agar tidak terjadi lonjakan tajam kasus positif Covid-19 di luar Pulau Jawa dan Bali.
Kasus ini pernah terjadi di beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Firdza mengatakan saat ini masih ada waktu untuk menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
"Agar nanti kejadian di Kudus, di Madura, Surabaya, di kota Bandung, kota kota kecil semacam Jepara itu nggak bisa terjadi di luar Jawa. Itu sudah alert yang sangat bahaya ini. Kita masih punya sedikit banyak waktu untuk merespon agar luar Jawa tidak seburuk Kudus misalkan," kata Firdza.
Baca juga: Penerima Vaksin Covid-19 Tahap Dua di Sumba Timur Sudah 10.488
Kesiapan tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, obat-obatan, serta oksigen, menurut Firdza, harus disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di luar Pulau Jawa dan Bali.
Pulau Jawa dan Bali yang memiliki fasilitas kesehatan memadai saja, kata Firdza, sempat kewalahan menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
"Di Jawa saja yang sebagai pusat ekonomi aja udah lontang lantung gitu. Di luar Jawa siap gak? Misalkan di sebuah Kabupaten kecil di Maluku Utara. Itu siapa yang akan handel di sana. Apakah sistem kuotanya akan kuat? Apakah penthahelixnya kuat?" ungkap Firdza.
Berita Lain Terkait Presiden Jokowi
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jokowi Khawatir Kenaikan Kasus Covid-19 di Luar Jawa, Perintahkan Panglima TNI & Kapolri Antisipasi