Jumlah Senjata Nuklir Amerika Jauh Lebih Banyak dari Milik China, Tapi Kenapa AS Panik

Kini, China juga sudah mengemangkan senjata nuklir namun jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding milik negeri Panda

Editor: Alfred Dama
TribunJambi.com
ilustrasi bom nuklir dan dampak dari ledakannya 

POS KUPANG.COM -- Amerika Serikat sudah lama diketahui sebagai negara adidaya yang memiliki persediaan nuklir paling banyak setelah pesaingnya Unisoviet runtuh

Kini, China juga sudah mengemangkan senjata nuklir namun jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding milik negeri Panda

Namun, Amerika tetap[kuatir dengan senjata nuklir yang dikuasai China

Konflik Amerika Serikat dan China selalu menarik untuk dibahas.

Sebab Amerika Serikat dan China termasuk dua negara adikuasa. Dari ekonomi hingga militer.

Baca juga: China Ancam Bom Jepang dengan Senjata Nuklir, Bejiing Tak Tahan Sikap Tokyo yang Sok-sokan

Tak heran konflik antara dua negara ini semakin pelik. Karena mereka tak mau kalah satu sama lain.

Ada saja kritik yang disampaikan AS kepada China atau sebaliknya.

Seperti yang baru-baru ini terjadi.

Dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (7/8/2021), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengkritik Presiden China Xi Jinping.

Ada beberapa poin yang dikritik oleh Blinken.

Misalnya perilaku “provokatif” China di Laut China Selatan, serta catatan hak asasi manusianya di Tibet, Hong Kong, dan Xinjiang.

Baca juga: Amerika Akan Hancurkan China dengan Bom Nuklir Bila Negeri Tirai Bambu Berani Lakukan iniPada Taiwan

Hal itu Blinken sampaikan selama pertemuan dengan menteri luar negeri negara-negara Asia dan negara-negara mitra.

Blinken berpidato pada pertemuan virtual Forum Regional ASEAN (ARF), yang mencakup lebih dari dua lusin negara.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan hari ini, Departemen Luar Negeri AS mengatakan: "Menteri Blinken juga mencatat keprihatinan mendalam dengan pertumbuhan pesat persenjataan nuklir RRT."

"Sebab hal itu menyoroti bagaimana Beijing telah secara tajam menyimpang dari strategi nuklirnya yang berusia puluhan tahun berdasarkan pencegahan minimum."

Baca juga: Amerika Akan Hancurkan China dengan Bom Nuklir Bila Negeri Tirai Bambu Berani Lakukan iniPada Taiwan

China bukan satu-satunya negara yang dikritik oleh Blinken.

Blinken juga mendesak semua negara anggota ARF untuk menekan pemerintah militer Myanmar.

Di mana dia meminta untuk segera mengakhiri kekerasan dan mendukung rakyat negara.

Dia meminta negara Asia Tenggara itu untuk kembali ke pemerintahan yang demokratis.

Sebelumnya, baik Pentagon dan Departemen Luar Negeri AS telah menyuarakan keprihatinan baru-baru ini tentang penumpukan kekuatan nuklir China.

Hal itu terjadi setelah laporan think-tank berdasarkan citra satelit mengatakan bahwa China tampaknya membangun ratusan silo baru untuk rudal nuklir.

Baca juga: Ternyata Bukan Nuklir, Ini Senjata Paling Berbahaya di Dunia, Sekali Tembak Habislah Peradaban, Apa?

Washington telah berulang kali meminta China untuk bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian kontrol senjata baru.

Bahkan pada bulan lalu Departemen Luar Negeri mendesak Beijing untuk terlibat dengannya dalam langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko perlombaan senjata yang tidak stabil.

Tapi China tidak mau.

Sebuah laporan Pentagon tahun 2020 memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir China berada di angka 200-an.

Dan angka itu diproyeksikan setidaknya dua kali lipat ketika Beijing memperluas dan memodernisasi pasukannya.

Baca juga: Amerika Akan Hancurkan China dengan Bom Nuklir Bila Negeri Tirai Bambu Berani Lakukan iniPada Taiwan

Analis mengatakan Amerika Serikat (AS) memiliki sekitar 3.800 hulu ledak, dan menurut lembar fakta Departemen Luar Negeri, 1.357 di antaranya dikerahkan pada 1 Maret.

Baca berita lain terkait nuklir

Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID dengan judul: Dihujat Seluruh Dunia, Nyatanya Jumlah Hulu Ledak Nuklir China dan Amerika Bak Bumi dan Langit, Tapi Justru Joe Biden yang Kebakaran 

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved