Virus corona

Kematian Akibat Corona Melonjak, 68 Orang di Indonesia Meninggal Dunia Tiap Satu Jam 

Kematian akibat corona melonjak, 68 Orang di Indonesia Meninggal Dunia tiap satu jam 

Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Petugas saat melakukan pemulasaraan jenasah pasien covid-19 di RSU Aeramo, Rabu 28 Juli 2021.Kematian Akibat Corona Melonjak, 68 Orang di Indonesia Meninggal Dunia Tiap Satu Jam  

Gambaran cepatnya laju angka kematian akibat virus corona di Indonesia itu dapat dilihat dengan cara melakukan periodesasi angka kematian. Titik pijaknya adalah ketika kasus kematian sudah menyentuh angka 25 ribu.

Pada periode awal corona terdeteksi di Indonesia, butuh waktu 320 hari untuk kematian corona tembus 25 ribu kasus.

Baca juga: Perampasan Jenazah Pasien Covid-19 Kembali Terjadi di RS Siloam Kupang

Periodenya dihitung sejak 2 Maret 2020 hingga 14 Januari 2021.

Sedangkan di periode selanjutnya, 25 ribu kasus kematian corona Indonesia hanya dicapai dalam 134 hari.

Artinya, percepatan laju kematian corona Indonesia meningkat 2 kali lipat dari periode sebelumnya.

Kasus kematian lagi-lagi meningkat di periode selanjutnya.

Hanya butuh 53 hari untuk mencapai 25 ribu kasus kematian. Periodenya adalah 29 Mei 2021 hingga 20 Juli 2021.

Kala itu, varian Delta sudah mulai terdeteksi di Indonesia.

Dan kini hanya butuh 15 hari agar kasus kematian corona di Indonesia genap 100 ribu. Tepatnya dihitung sejak 21 Juli-4 Agustus 2021.

Sebuah waktu yang sangat singkat di mana kasus kematian corona di Indonesia mencapai 25 ribu kasus lagi.

Apabila dirata-ratakan, dulu 3 orang di Indonesia meninggal karena corona setiap satu jam.

Kemudian berubah menjadi 8 orang meninggal tiap jam, lalu naik lagi menjadi 21 orang tiap jam.

Baca juga: Antisipasi Lonjaknya Pasien Covid-19, RSUD dr Ben Mboi Tambah Ruangan Berkapasitas 50 Tempat Tidur

Dan kini 68 orang di Indonesia meninggal karena virus tersebut tiap satu jam sekali.

Dalam kesempatan berbeda Nadia mengimbau warga untuk segera lapor saat dinyatakan positif setelah melakukan testing. Sehingga warga bisa diisolasi atau dirawat dengan penanganan yang tepat.

"Kita perkuat testing supaya lebih dini menemukan kasus yang positif. Kedua, penentuan isolasi harus oleh nakes, tidak bisa diputuskan oleh warga yang positif, ya, apakah bisa isolasi mandiri atau harus isolasi terpusat," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved