Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 5 Agustus 2021: Membaca Kehendak Allah
Buku ini menyajikan pokok-pokok pikiran dan tokoh-tokoh yang terlibat langsung dengan kesengsaraan Kristus.
Perkataan Yesus ini sangat mengagetkan Petrus dan murid-murid lainnya. Kala itu, kalangan bangsa Yahudi sedang menantikan sosok Mesias “politik” yang akan membarui kehidupan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 3 Agustus 2021: Rasa Takut
Petrus dan kesebelas murid lainnya sudah menggadang-gadang Yesus yang sesungguhnya adalah seorang raja yang akan membebaskan bangsa Israel dari jajahan bangsa Romawi.
Gagasan itu secara implisit menarasikan unsur kekerasan berupa perang fisik di dalamya. Terbaca juga ada hasrat mendapatkan privilese kuasa sebagai “orang dekat” Yesus. Sangat manusiawi.
Kita bisa melihat di titik ini ada perbedaan pemikiran Petrus dan kehendak Bapa di surga. Ketika mengungkapkan pengakuan imannya bahwa Yesus adalah Mesias, itu bukan pikiran Petrus tetapi pikiran Bapa Surgawi yang keluar dari mulut Santo Petrus.
Mulut yang gampang mengumbar seolah begitu meyakinkan, tapi mudah mengkhianati karena nyali kecil itu dipakai Allah untuk mengungkapkan jati diri agung Putra-Nya Yesus Kristus.
Kalau Allah pakai mulut Petrus, ungkapan yang keluar bernuansa religius. Tapi kalau bukan Allah yang berbicara, Petrus omong besar semua seolah menjelaskan kapan ikan muncul di danau Galilea.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 2 Agustus 2021: Tetap Bersyukur
Di titik religius ini, kita diingatkan bahwa pada saat pikiran, gagasan kita berhasil mengatasi sesuatu hal yang begitu sulit dalam hidup, itu berarti Tuhanlah yang memberikan karunia kepada kita yaitu karunia Sabda Pengetahuan.
Begitu juga, bila pikiran kita brilian sehingga dapat merancang pekerjaan sangat detail maka pikiran luar biasa itu berasal dari Tuhan.
Jika demikian, apakah masih ada alasan pembenaran bagi kita untuk bersikap sombong di atas dunia ini?
Mari kita tata iman kita dengan setia lebih beriman kepada Kristus dalam situasi apa pun. Setiap peristiwa hidup, paling kelam sekali pun, tidak pernah alpa dari pesan Tuhan untuk menajamkan kesadaran iman kita. *