Puasa Asyura
Keistimewaan Puasa Asyura dan Hari Asyura 10 Muharram 1443 H, Ini Makna Asyura Menurut Para Ulama
Keistimewaan Puasa Asyura dan Hari Asyura 10 Muharram 1443 H, Ini Makna Asyura Menurut Para Ulama
Pada hari Asyura, umat muslim disunahkan untuk berpuasa. Sebab, puasa Asyura merupakan puasa paling utama kedua setelah puasa Ramadhan. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis:
Afdhalus shiyaami ba’da Ramadhaana syahrul Laahil Muharramu, wa afdhalus shalaati ba’dal fariidhati shalaatul laili.
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Di antara keistimewaan lain puasa Asyura, yaitu akan dihapuskan dosa pada tahun kemarin, sebagaimana Hadits Shahih Riwayat Muslim 2/818-819, Abu Daud 2425, Ahmad 5/297, 308, 311, Baihaqi 4.286, 300 Abdurrazaq 4/284, 285, yang berbunyi:
Suila ‘an shaumi yaumi ‘Asyuuraa’, faqaala yukaffirus sanatal maadiyata.
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa di hari Asyura, maka beliau menjawab: “Puasa itu bisa menghapuskan (dosa-dosa kecil) pada tahun kemarin.
Adapun dosa yang dimaksud dalam hadis ini, adalah dosa-dosa kecil yang pernah dilakukan tahun sebelumnya. Dosa besar seperti syirik, tidak akan diampuni dosanya, kecuali dengan taubat nasuha, atau tobat yang sesungguhnya.(*)