Tips Sehat
Kesemutan Nyeri Lengan Gejala Penyakit Saraf Kejepit, Gejala Lainnya?Waktu Lama Saraf Rusak Permanen
kebanyakan saraf kejepit terjadi di punggung bawah, meskipun bisa juga terjadi di leher.
POS-KUPANG.COM - Apa itu saraf kejepit dan bagaimana terjadinya saraf kejepit?
Ada beragam gejala penyakit saraf kejepit yang harus diketahui.
Meskipun ada orang-orang tertentu yang mengalami saraf kejepit tapi tidak menyadari karena tidak semua gejala sama.
Tetapi sebaiknya Anda bisa mengetahui gejala saraf kejepit secara umum sehingga bisa melakukan tindakan lebih dini
Bagaikana terjadinya gejala saraf kejepit akan disampaikan di bawah ini
Baca juga: Hati-Hati Lakukan Aktivitas Di Bawah Sengatan Matahari Bisa Jadi Heat Stroke, Gejala Penyakitnya?
Gejala saraf kejepit perlu diketahui untuk memastikan keberadaan kondisi medis yang menyakitkan ini.
Seperti diketahui, tulang belakang manusia normalnya terdiri dari ruas-ruas yang mana di antara ruas-ruas tersebut terdapat bantalan yang disebut sebagai discus intervertebralis (DI).
Di dalam discus intervertebralis ini terdapat nucleus berbentuk seperti jeli yang berfungsi sebagai bola dan penahan guncangan, dibantu oleh dinding yang melingkari nucleus yang disebut annulus fibrosus (AF).
Sementara, di belakang discus intervertebralis terdapat saraf yang berjalan dari otak menuju ke anggota gerak atas dan bawah.
Baca juga: ANDA Jangan Remehkan VIRUS Corona, Ini Daftar Komplikasi Akibat Covid, Kelainan Saraf ,GAGAL Ginjal
Komponen ini yang memungkinkan seseorang bisa menggerakkan kedua ekstremitas itu.
Apabila terjadi hernia nucleus pulposus (HNP), maka saraf tersebut akan terjepit.
Kondisi inilah yang kerap disebut sebagai kondisi saraf kejepit.
Merangkum Cleveland Clinic, penyebab saraf kejepit adalah multifaktor.
Tetapi, secara umum pemakaian yang berlebihan dan berulang bisa menyebakan kerusakan pada annulus fibrosus yang pada akhirnya membuat nucleus keluar dari tempatnya.
Baca juga: 4 Tips Sehat yang Praktis Dipraktekan untuk Mengatasi Imsonia atau Sulit Tidur
Kondisi tersebut antara lain dapat dipicu oleh faktor pekerjaan atau aktifitas sehari-hari, kondisi obesitas, termasuk penuaan, genetik, dan kebiasaan merokok.