TETAP WASPADA, Prediksi WHO , Corona Belum Berakhir, Ayoi Lakukan Ini Agar Pendemi Berakhir
WHO memperjuangkan keberhasilan pengembangan vaksin sebagai kunci untuk mengakhiri kematian dan kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh virus.
POS KUPANG.COM - Pendemi virus corona kini sudah mulai berkurang di negara-negara Eropa
Namun, sealinya di Asia dan Afrika serta Amerika Selatan, penyebaran virus corona masih tinggi hingga membunuh jutaan orang
Di beberapa tempat, kehidupan tampaknya kembali normal.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut orang-orang "bodoh" jika mereka merasa pandemi telah berakhir.
WHO memperjuangkan keberhasilan pengembangan vaksin sebagai kunci untuk mengakhiri kematian dan kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh virus.
Baca juga: Ini Total Pasien Covid-19 di Sumba Timur yang Meninggal Dunia, Ini Data Terbaru Penjelasan Bupati
Namun, WHO telah menyatakan kekecewaan dengan kegagalan negara-negara untuk membantu memvaksinasi negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Pada hari Rabu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan tujuan global untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara pada bulan September.
Tedros berharap mencapai 40 persen pada akhir tahun dan kemudian 70 persen pada pertengahan tahun depan.
"Ini adalah tonggak penting yang harus kita capai bersama untuk mengakhiri pandemi," kata Tedros. "[Pandemi] akan berakhir ketika dunia memilih untuk mengakhirinya, karena solusinya ada di tangan kita."
Baca juga: Jokowi Gemetaran Lihat Keterisian Tempat Tidur di RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Jakarta, Lho?
Lebih dari 2 miliar orang telah divaksinasi COVID-19, terhitung sekitar seperempat dari populasi global, yang jauh di bawah 70 persen yang dibutuhkan untuk berpotensi mencapai kekebalan kelompok.
Melansir Newsweek, Jumat (23/7/2021), WHO tidak melihat pandemi berakhir sampai setidaknya pertengahan 2022 ketika dunia berpotensi memvaksinasi 70 persen dari semua populasi negara.
Sementara itu, seorang anggota staf medis bekerja di unit perawatan intensif Rumah Sakit Henri Mondor di Creteil, dekat Paris, pada 22 Juli menyebut ketidakadilan vaksin sebagai "kegagalan moral" dan "mengalahkan diri sendiri secara epidemiologis dan ekonomis."
Pakar kesehatan telah menunjukkan bahwa tingkat vaksinasi yang rendah di wilayah tertentu di dunia memungkinkan virus menyebar dan meningkatkan kemungkinan pembentukan mutasi baru.
Sementara vaksin efektif melawan mutasi saat ini, semakin banyak mutasi yang muncul, semakin besar kemungkinan seseorang dapat lolos dari vaksin.
Jika itu terjadi, Tedros memperingatkan bahwa vaksin baru harus dikembangkan dan seluruh dunia harus divaksinasi ulang.