Berita Internasional
China Mulai Batasi Bimbingan Belajar untuk Mengurangi Tekanan, Meningkatkan Angka Kelahiran
Dibandingkan dengan belajar di China, Song mengatakan itu adalah cara hidup yang santai.
Dia menyebut dirinya "babi desa" dan mengatakan dia takut kehilangan pendidikan terbaik dan menjadi salah satu dari orang-orang yang "terburu-buru tanpa waktu untuk melihat-lihat kehidupan dengan gaji hanya 2.000 yuan sebulan".
"Saya takut melihat mereka tampak bingung. Saya melihat masa depan saya di dalamnya," kata Zhang.
Baca juga: China Kritik Catatan Hak Asasi Manusia Australia di PBB, Banyak Pelanggaran di Luar Negeri
Banyak yang melihat Zhang tidak tahu berterima kasih dengan sikap negatif. Tetapi kecemasan dan pengalamannya biasa terjadi di seluruh China.
Sedemikian rupa sehingga kata "involusi" telah mengambil arti baru bagi banyak anak muda negara itu.
Ini adalah kata yang digunakan para antropolog untuk menggambarkan situasi di mana pekerjaan diintensifkan tetapi tidak menghasilkan terobosan.
Di China, sebagian besar berkaitan dengan penerimaan diam-diam masyarakat untuk bekerja, belajar, atau menghabiskan lebih dari yang dibutuhkan, hanya untuk merasakan rasa aman dari upaya ekstra.
Anak-anak muda China sekarang menggunakan "involusi" untuk menggambarkan jebakan yang tampaknya banyak ditemukan di mana upaya tanpa henti dimasukkan ke dalam belajar meskipun tidak yakin itu benar-benar akan membawa mereka ke mana pun.
Ji Fengyuan, seorang profesor di College of Asia and the Pacific di Australian National University, mengatakan kepada ABC bahwa lahirnya kata-kata seperti "involusi" dan fenomena sosial lainnya menunjukkan bahwa China telah mencapai fase baru dalam perkembangan sosial di mana masalah inti negara tidak ada lagi hanya tentang kelaparan dan kemiskinan.
Dia mengatakan orang-orang muda hanya bekerja lebih banyak bukanlah cara untuk membantu kemajuan China.
"Solusi untuk masalah-masalah yang mengikuti perkembangan China membutuhkan lebih dari sekedar bekerja lebih keras kepada anak-anak sehingga mereka dapat mengejar ketinggalan dengan yang lain," kata Dr Ji.
Baca juga: Ledakan Covid-19 Indonesia Jadi Derhatian Dunia, Ini Daftar Bantuan China untuk Lawan Virus Corona
"Pendidikan China membutuhkan reformasi mendalam. Perlu ada ruang bagi anak-anak untuk memiliki kepribadian mereka sendiri, untuk melepaskan energi mereka dan menjadi diri mereka sendiri."
Tapi dia mengatakan itu bisa dimengerti mengapa anak muda belajar begitu keras.
"Persaingan telah mengakar kuat dalam budaya tradisional Tiongkok selama ribuan tahun," kata Profesor Ji.
"Hanya ada satu cara untuk mendapatkan pengakuan sosial, yaitu melalui pendidikan lebih lanjut."
Akankah tindakan keras terhadap bimbingan belajar berhasil?