Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 16 Juli 2021: Ibadat Sejati
Kehadiran Yesus selalu menjadi magnet bagi banyak orang. Orang mengalami kehadiran Allah yang mengasihi manusia.
Melalui pemahaman baru ini Yesus hendak mencela kedegilan hati orang-orang Farisi untuk lebih memahami kehadiran Kristus dan para murid sekaligus menghentikan arogansi rohani sempitnya yang menjadi jalan untuk menghakimi orang lain yang tidak bersalah.
Para rabi Yahudi menempatkan tindakan memetik bulir gandum pada hari sabat sebagai pekerjaan yang dilarang.
Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang Farisi menafsirkan hukum dengan jalan yang keras dan ketat.
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Tuarat bisa digolongkan sebagai kelompok garis keras dalam agama bangsa Yahudi. Mereka adalah penjaga tradisi yang kaku.
Aliran keras agama yang kaku inilah yang membuka ruang keangkuhan: gemar menyalahkan orang-orang yang tidak bersalah agar diri mereka tampak lebih baik dari orang lain.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 11 Juli 2021: Belajar dari Amos
Yesus sesungguhnya menunjukkan keprihatinan-Nya yang mendalam atas kebutuhan-kebutuhan riil manusia. Pendekatan Yesus terhadap hukum jauh lebih manusiawi.
Kita belajar dari Injil hari ini bahwa Yesus sungguh seorang manusia yang sangat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kecil kita.
Yesus juga sungguh ilahi yang dengan hikmat Ilahi-Nya memberikan kritik konstruktif terhadap praktik hidup keagamaan yang keluar dari ranah kemanusiaan sebagai mahkota dari hukum.
Tuhan tidak menghendaki bahkan mengutuk ketika manusia begitu mendewakan aspek ritual yang keras, kaku dan kolot tapi pada saat yang sama melukai hati manusia, terutama kaum kecil yang paling dina.
Kita disadarkan bahwa cinta kepada kemanusiaan adalah ibadat sejati di hadapan Allah. Masa pandemi Covid-19 ini menjadi momen berahmat untuk mengasihi sesama dengan “menyalibkan” egoisme kita. *