Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT : Pembelajaran Tetap Dijalankan Dengan Pembatasan
proses pembelajaran (KBM) tetap mengacu pada regulasi baik dari level nasional maupun turunannya di daerah
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan NTT : Pembelajaran Tetap Dijalankan Dengan Pembatasan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Tahun ajaran 2021-2022 telah dimulai pada 14 Juli 2021.
Pemerintah provinsi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT mendorong agar akses pendidikan tidak boleh putus meski dalam kondisi pagebluk Coronavirus.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Linus Lusi menyebut, seluruh siswa didorong untuk terus mengakses pembelajaran dengan semangat pandemi Coronavirus atau Covid-19.
"Tahun ajaran baru ini, siswa dong dengan semangat dan spirit pandemi Covid-19, kita pacu agar pembelajaran tidak boleh putus," ujar Linus Lusi saat diwawancara POS-KUPANG.COM, Kamis 15 Juli 2021.
Linus menyatakan, proses pembelajaran (KBM) tetap mengacu pada regulasi baik dari level nasional maupun turunannya di daerah.
Baca juga: Henderina Sitince Laiskodat : NTT Belum Mulai Vaksinasi Bagi Anak 12-17 Tahun
Selain SKB 3 Menteri tentang penanganan Covid-19, Edaran Gubernur NTT tentang pencegahan dan penanganan Covid-19 Provinsi NTT juga kebijakan lokal pemerintah daerah.
"Pembelajaran tetap dijalankan dengan kategorisasi dengan mengacu pada kebijakan pemerintah setempat. Sesuai dengan Edaran Gubernur NTT dan penegasan penegasan dari Dinas juga regulasi mengacu pada edaran pandemi Covid -19," ujar Linus.
Secara prinsip, Disdikbud siap dan mendorong pelaksanaan KBM secara terbatas di sekolah yang disesuaikan dengan kondisi masing masing daerah.
Hal tersebut diakui Linus, karena pendidikan merupakan sektor penting dan mendasar.
"Kita memang sedang dalam masa pandemi Covid-19, tetapi hal ini tidak boleh membuat pendidikan kita berhenti," tambah Linus.
Baca juga: Tekan Harga Sembako di Masa Covid, Ditreskrimsus Polda NTT Razia Pasar di Kota Kupang
Disdikbud NTT, jelas Linus, telah melakukan kajian terkait b kesiapan sekolah dan seluruh stakeholder pendukungnya.
"Kita optimis, jalan sesuai dengan kategorisasi, online dan offline," tegas dia.
Linus menegaskan, Disdikbud memberi kelonggaran bagi sekolah untuk menyesuaikan dengan kondisi dan situasi masing masing.
Untuk KBM tatap muka atau Offline, tegas Linus, tetap dilakukan dengan pembatasan. Tiap kelas dibatasi 5 hingga 6 siswa dengan pengurangan durasi waktu mata pelajaran. Selain itu, Sekolah juga menyesuaikan KBM untuk materi materi yang esensial.
"Silahkan menyesuaikan dengan situasi dan waktu yang ada dengan catatan per kelas dibatasi. 5-6 orang harus dilayani , harus tuntas semua. Durasi waktu diatur, 45 menit dikurangi jadi 25 menit dengan materi yang esensial," tegas Linus.
Baca juga: Bank NTT Kembali Raih Award Bergengsi
Dengan kebijakan demikian, maka diakui Linus, kepala sekolah, wakil dan guru sudah sangat maksimal membantu siswa agar tidak boleh putus harapan dalam mengenyam pendidikan.
Terkait salah satu upaya untuk menciptakan herd immunity di wilayah NTT termasuk di lingkungan pendidikan, Linus mengaku proses vaksinasi sedang berproses.
Ia mengaku, hampir 70 persen guru di NTT telah mendapat vaksin.
Ia bahkan yakin, dengan penekanan Gubernur, Bupati dan Walikota untuk percepatan vaksinasi, maka peluang vaksin guru segera mencapai 100 persen.
Hal ini diakui dia karena telah terjadwal dengan baik di setiap daerah.
Baca juga: OJK Optimistis Modal Inti Minimum Bank NTT Capai Rp 3 Triliun
Sebelum pelaksanaan vaksin, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT bekerjasama dengan tim Lab Biomolekul Kesehatan Masyarakat NTT telah meluncurkan program Swab Surveillance Massal untuk sekolah pada 28 April 2021. (*)
Berita Pemprov NTT Terkini