Peserta Vaksin Membludak & Tidak Taat Prokes, Pengamat: Klaster Vaksin akan Muncul di Kota Kupang
Ia mengatakan kita harus membangun kesadaran dari masyarakat itu sendiri terkait pentingnya vaksin.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: maria anitoda
"Ada alasan tenaga vaksin terbatas, mengapa tidak merekrut dan melatih para tenaga Kesehatan yang belum bekerja yang jumlahnya malah melebihi tenaga Kesehatan yang ada di fasilitas Kesehatan? Alasan lain jumlah vaksin terbatas. Apabila terbatas maka segera mencabut aturan wajib vaksin untuk melakukan perjalanan," ujarnya.
Ia menyatakan kurang setuju dengan aturan pemerintah yang wajib vaksin sehingga sebagai salah satu syarat untuk urusan administrasi lainnya.
"Saya tidak setuju jika vaksin menjadi alat untuk menekan warga. Jika ingin keluar daerah harus tunjukan kartu vaksin. Bukan seperti ini," jelasnya.
Ia mengatakan kita harus membangun kesadaran dari masyarakat itu sendiri terkait pentingnya vaksin. Sehingga masyarakat dengan sukarela datang vaksin.
Inilah yang kita harapkan. Jika masyarakat belum sadar maka kita sebagai pemerintah dan tenaga Kesehatan gagal.
"Kami punya pengalaman kemarin ke beberapa desa, masyarakat ternyata membutuhkan penjelasan ilmiah dan bimbingan dari kita agar menyadarkan mereka dari hoax. Setelah mendapat penjelasan mereka ramai-ramai mau melakukan vaksin secara sukarela," ujarnya. (GG).