Sineas Elmo dan Aldino Harumkan Nama Lembata Dengan Karya Film Bertema Budaya Lokal
penggiat budaya Abdul Gafur Sarabiti menguraikan, karya dua sineas muda dari Lembata ini merupakan kebanggaan tersendiri
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso

Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) merupakan kegiatan pendukungan berupa fasilitasi dana hibah kepada suatu kelompok kebudayaan atau perseorangan.
Gafur mengungkapkan ada tiga kategori FBK yakni pertama; dokumentasi karya/pengetahuan maestro, penciptaan karya kreatif inovatif dan pendayagunaan ruang publik.
Baca juga: Dilaporkan Bupati Lembata Usai Aksi 20 Mei 2021 ,Hamid Nasrudin Anas Diperiksa Polisi
Film Keru Baki Tayang Secara Global Agustus 2021
Sementara itu, Film Keru Baki karya Sineas Aldino Purwanto Bediona akan ditampilkan secara global dalam Kalimantan Indigenous International Film Festival (KIIFF) pada 8 Agustus 2021.
Setelah penayangan, akan ada sesi diskusi secara virtual bersama Aldino sebagai sutradara. Aldino merupakan sineas asli Lembata pertama yang karya filmnya lolos Festival Film bertaraf Internasional.
Elmo dan Aldino bukan orang baru dalam dunia perfilman di Lembata. Masing-masing mereka punya karya film sebelumnya yang turut menghiasi panggung perfilman di NTT.
Elmo punya rumah produksi film bernama 13 Frame yang kemarin sempat merilis film Bajo. Sedangkan Aldino juga punya studio film sendiri yang bernama Inama Studio.
Baca juga: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah yang Dilaporkan Bupati Lembata Diperiksa, Bung Anas: Kooperatif
Keduanya juga sering bekerja sama dalam menggarap film dan video pendek.
Saat ini, di tengah kesibukan masing-masing, Elmo dan Aldino ada dalam satu rumah produksi bernama Ruang Seni Pertunjukan Lembata guna menggarap film Bajo 2 yang rencananya akan dirilis tahun ini juga.
Dengan potensi anak muda yang ada, keduanya optimistis bisa membangun satu ekosistem film yang baik di bumi Lembata yang saat ini dinamakan Masyarakay Sinema Lembata.
Beberapa anak muda Lembata yang saat ini sering terlibat bersama Elmo dan Aldino dalam rumah produksi Ruang Seni Pertunjukan Lembata di antaranya adalah seniman teater Yoman Making, videografer Yoris Wutun, Ama Lamak.
Ada juga Ian Kerong, Acan Sarabiti, penulis Agen Doang, seniman Ani Woyo, dan Lia Dasion serta anak muda Lembata lainnya.(*)