Balitbangda Sumba Timur Sarankan Pengendalian Belalang Kembara Gunakan Pestisida Nabati
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sumba Timur menyarankan agar pengendalian Belalang Kembara mengguna
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sumba Timur menyarankan agar pengendalian Belalang Kembara menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati ini diperoleh dari ekstrak akar tuba dan ekstrak daun mimba.
Hal ini disampaikan Kepala Balitbangda Kabupaten Sumba Timur, Drs. Dominggus Bandi,M.Si, Kamis 8 Juli 2021.
Menurut Dominggus, saran tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Unit Kajian Pengendalian Hama Terpadu, Departemen Proteksi Tanaman , Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur dalam hal ini Balitbangda Sumba Timur dan Dinas Pertanian Sumba Timur.
"Hasil penelitian menyatakan bahwa belalang di Sumba Timur dapat dikendalikan dengan pestisida nabati, yakni menggunakan ekstrak akar tuba dan ekstrak daun mimba," kata Dominggus.
Baca juga: Bupati Belu, dr. Agus Taolin Pimpin Pasukan Perang Lawan COVID-19. Simak Liputannya
Dijelaskan, ekstrak ini bisa dibuat dengan cara sederhana, yakni menghancurkan akar tuba atau daun mimba, kemudian direndam dengan air bersih selama tiga hari.
"Daun akar tuba dan daun mimba ini direndam dengan air bersih selama tiga hari kemudian disaring dan langsung diaplikasikan oleh petani," katanya.
Dikatakan, pengendalian belalang dengan pestisida nabati ini oleh petani dianggap mudah dan murah.
Sedangkan takaran yang digunakan adalah 1 kg akar tuba atau daun mimba dilarutkan ke dalam 20 liter air bersih.
"Kedua ekstrak tersebut dapat mempengaruhi perilaku belalang dan berbagai serangga lainnya. Ekstrak ini berfungsi sebagai penghambat nafsu makan/antifeedant,penolak/repellent, penarik/attractan, yang menghambat perkembangan serangga serta menurunkan keperidian hingga berpengaruh langsung sebagai racun" ujarnya.
Baca juga: Ajudan Kapolda NTT Dipanggil Ikut Latihan Misi PBB MINUSCA
Dikatakan, selain penggunan pestisida nabati, pengendalian juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan musuh alami dan manipulasi habitat.
Ditanyai soal pengendalian yang dilakukan selama ini secara kimiawi,yakni penyemprotan pestisida jenis Confidor, Dominggus mengatakan, apabila belalang disemprot dengan Confidor secara terus-menerus maka akan muncul varian yang resisten. "Apabila belalang itu resisten terhadap Confidor maka jika disemprot lagi, belalang itu tetap bertahan," ujarnya.
Dominggus juga mengatakan, untuk penyemprotan itu harua ada data populasi di setiap.titik. Bahkan, setelah penyemprotan juga harus dapat diprediksi induk belalang saat bertelur, menetas berapa, kemudian kita prediksi efikasi pengendalian.
"Jadi hasil penelitian ini sudah kita seminarkan dan tentu pestisida Confidor tidak bisa selesaikan masalah belalang," ujarnya. *)
