Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 6 Juli 2021: Pekerja Berbelas Kasih
Matius memberikan tempat yang strategis cerita penyembuhan orang bisu yang kerasukan roh jahat dalam Injilnya.
Renungan Harian Katolik Selasa 6 Juli 2021: Pekerja Berbelas Kasih (Mat 9:32-39)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - “Tuaian memang banyak tapi pekerja sedikit” (Mat 9:37).
Matius memberikan tempat yang strategis cerita penyembuhan orang bisu yang kerasukan roh jahat dalam Injilnya.
Matius menempatkan cerita ini pada bagian akhir dari serangkaian cerita penyembuhan dan tepat sekali sebelum Yesus memanggil kedua belas rasul dan mengutus mereka untuk perjalanan misioner yang pertama (Mat 10:1-15).
Dalam konteks ini Matius hendak menegaskan kepada pembaca bahwa penyembuhan orang bisu yang kerasukan roh jahat merupakan lambang dari panggilan untuk mewartakan Injil.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 6 Juli 2021, Vultus et Motus: Melihat dan Tergerak Hati
Dengan diusirnya roh jahat tersebut, maka orang yang kerasukan roh jahat itu bebas untuk mewartakan Kabar Baik. Artinya, dia dapat menjadi salah seorang pekerja yang dikirim untuk tuaian yang sedikit pekerjanya itu (Mat 9:38).
Yesus berkata kepada murid-muridNya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (Mat 9:37-38).
Kata-kata Yesus: tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit menunjukkan banyak orang di dunia ini yang hidupnya susah dan menderita (tuaian) membutuhkan pertolongan dari orang lain yang hatinya berbelas kasihan (pekerja).
Yesus melihat orang banyak itu, tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka karena mereka lelah dan telantar seperti domba yang tidak bergembala (Mat 9:36).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 6 Juli 2021: Lelah dan Telantar
Di sinilah letak masalahnya: kenapa pekerja itu sedikit yang mau menuai padahal tuaian banyak. Hanya sedikit hati yang berbelas kasihan.
Yesus hendak bilang bahwa hanya sedikit orang yang memiliki hati berbelas kasihan yang mau menolong orang lain yang dilihatnya lelah, telantar dan menderita karena beratnya tekanan, tantangan dan kesulitan zaman.
Yesus ajak kita bertanya pada diri: seberapa besar hati kita berbelas kasihan kepada orang lain?
Berbelas kasihan bukan sekadar merasa iba dan kasihan melihat orang lain yang susah dan menderita, tetapi tidak berbuat apa-apa atau sekiranya berbuat sesuatu menolong orang lain pun selalu disertai pamrih untuk meraup keuntungan dan kemuliaan diri.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 5 Juli 2021: Kekuatan Harapan
Berbelas kasihan yang dimaksud Yesus yaitu mengorbankan kepentingan diri, melupakan diri, dalam bahasa Biblis: menyalibkan egoisme diri, untuk menolong orang lain bahkan sampai mengorbankan nyawa seperti yang diteladankan oleh Yesus.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/pater-steph-tupeng-witin-svd.jpg)