Dokter & Perawat Suntik Vaksin Palsu ke Ribuan Warga, Awalnya Bilang Obat, Padahal Ini Yang Disuntik
Di tengah-tengah kecemasan berbagai negara di dunia terkait mewabahnya virus corona, ada oknum malah tega melancarkan aksi penipuan untuk meraup uang
Total keuntungan dari aksi penipuan ini mencapai USD 28.000 atau sekira Rp 404,7 juta.
Baca juga: AS Perintahkan Musnahkan 60 Juta Vaksin Covid-19, Ini Alasannya
"Kami telah menangkap dokter," jelas Thakur.
"Mereka menggunakan rumah sakit yang memproduksi sertifikat palsu, vial, jarum suntik."
Menurut laporan CNN pada Senin 5 Juli 2021, 14 orang telah ditangkap karena diduga terlibat pemalsuan vaksin Covid-19 ini.
Mereka menghadapi tuduhan melakukan kecurangan, percobaan pembunuhan, konspirasi kriminal, dan tuduhan lainnya.
Baca juga: Sambut KBM Tatap Muka, Dinas Kesehatan Flotim Distribusikan Vaksin Covid-19 ke Sekolah
Thakur mengatakan, ada kemungkinan penambahan tersangka karena polisi masih melakukan penyelidikan.
India dilanda gelombang kedua pandemi Covid-19 antara April hingga awal Juni ini.
Setelah puncak wabah pada Mei, kasus harian perlahan menurun.
Pada Juni lalu, Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan vaksinasi terpusat.
Baca juga: Dokter dan Kepala Puskesmas di Flotim Diminta Gencar Sosialisasikan Vaksin Covid-19

Jadi pemerintah pusat akan mendistribusikan sebagian besar dosis vaksin ke negara bagian secara gratis.
Setelah program ini diluncurkan, India mencapai rekor vaksinasi terbaru yakni 8 juta suntikan dalam sehari.
Sejauh ini, lebih dari 62 juta orang atau sekitar 4,5% dari total populasi telah divaksinasi penuh, menurut data Universitas Johns Hopkins.
Menurut News18, penipuan vaksin Covid-19 ini terjadi antara Mei hingga awal Juni lalu.
Baca juga: Tenaga Pendidik, Pelayan Toko dan Lansia di Kabupaten Lembata Terima Vaksin Covid-19
Pihak berwenang mulai menyelidiki setelah beberapa korban curiga dengan sertifikat vaksinasi yang mereka terima.
"Tidak ada anggota kami yang mengalami gejala apa pun dan kami juga harus membayar tunai," kata seorang korban, menceritakan salah satu pos vaksinasi palsu di wilayah perumahannya.