PSU Sabu Raijua, Ahmad Atang : Politik Lokal di Sabu Raijua Cenderung Terpola Tipikal Geopolitik
teori kemungkinan maka keduanya tentu berharap untuk menang namun yang pasti hanya satu mendapat kepercayaan rakyat
Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
PSU Sabu Raijua, Ahmad : Politik Lokal di Sabu Raijua Cenderung Terpola Tipikal Geopolitik
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM | KUPANG--7 Juli 2021 mendatang, merupakan hari dimana masyarakat Sabu Raijua akan menentukan bupati definitif melalui pemilihan ulang setelah hasil pemilu serentak yang lalu menuai masalah hukum.
Dengan dilakukan pemilu ulang maka masyarakat Sabu Raijua akan memilih dua pasangan yang akan bertarung, yakni Takem Raja Pono dan calon petahana.
"Politik lokal di Sabu Raijua cenderung terpola berdasarkan tipikal geopolitik antara Sabu Barat dan Sabu Timur," kata Pengamat Politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang kepada POS-KUPANG.COM, Seni 5 Juli 2021.
Menurut Ahmad, Komposisi pemilih sebagai basis kultural lebih didominasi oleh pemilih di Sabu Barat, sehingga tiga kali pemilu di Kabupaten Sabu Raijua sejak Marten Dira Tome hingga Orient Riwukore selalu dimenangkan oleh calon dari Sabu Barat.
Melihat dua pasangan yang akan bertarung pada pemilu ulang di Sabu pada bulan Juli mendatang dengan mengacu pada jejak politik lokal maka peluang Taken Raja Pono lebih besar dibandingkan dengan calon petahana.
Baca juga: Pakai Perahu Motor, KPU NTT Distribusi Logistik Pilkada ke Kabupaten Sabu Raijua
Namun demikian, sebagai petahana dia lebih memiliki modal sosial karena pernah berbuat sebagai bupati, karena di publik petahana telah memiliki jasa politik.
"Pada titik ini peluang petahana masih terbuka untuk menang," ujar dia
Dia menyampaikan, dengan menggunakan teori kemungkinan maka keduanya tentu berharap untuk menang namun yang pasti hanya satu mendapat kepercayaan rakyat.
Oleh karena itu, kata Ahmad, dalam banyak kasus di politik lokal selalu beroperasi kekuatan politik identitas kedaerahan dan kesukuan akan berhadapan dengan kekuatan politik transaksional.
"Sekarang tergantung rakyat Sabu yang menentukan masa depan daerah dengan memberikan kepercayaan kepada salah satu diantara dua Paslon yang bertarung nanti," kata dia
Baca juga: 14 Warga Sinjai Sulawesi Selatan Terdampar di Kabupaten Sabu Raijua NTT
Ahmad menegaskan, KPU sebagai penyelenggara harus dapat memastikan bahwa pelaksanaan PSU harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat, karena momen pemilu serentak di Sabu Raijua berada pada situasi pendemi covid-19.
Begitu juga, kata dia, Bawaslu harus melakukan pengawasan tidak saja mekanisme politik administratif namun dapat memberikan jaminan akan masyarakat tidak kehilangan hak politik karena covid.
Menurut dia, Pemilu ulang tidak saja memberi kepastian akan kepemimpinan lokal namun bagaimana dinamika demokrasi yang berkembang melalui momen PSU.