Ansy Lema-Kementan Beri Bantuan Rp 1 Miliar untuk Petani di NTT
Kembangkan benih unggul, Ansy Lema-Kementan beri bantuan Rp 1 miliar untuk petani di NTT
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Kanis Jehola
Dalam rapat di Senayan, Ansy mengaku sering mendesak Balitbangtan agar menghasilkan berbagai inovasi benih unggul berkualitas untuk mendukung diversifikasi dan peningkatan produktivitas pangan.
Secara khusus, ia mendukung upaya mengangkat potensi pengembangan bawah putih di pedalaman pulau Timor, yakni Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Karena pengembangan bawah putih di pedalaman Timor sebagai bentuk kontribusi konkret menekan ketergantungan pada impor.
"Bantuan benih bawang putih ini bermula dari aspirasi petani di TTS pada Minggu, (2/8/2020), yang menunjukkan hasil panen bawang putih dari kebunnya, dan menceritakan potensinya kepada saya. Kamis (26/8/2020), saya membawa sampel bawang putih dari TTS dan menunjukannya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Syukurlah, Kementan menyujui pemaparan saya dengan memberikan bantuan ini," ujar Ansy.
Menurut Ansy, Indonesia sangat menggantungkan diri pada produksi bawang putih impor. Berdasarkan data BPS, rata-rata luas area tanam bawang putih di Indonesia dalam 5 tahun terakhir (2014-2018) adalah 2.807,8 hektar dengan rata-rata produksi sebesar 23.429,8 ton per tahun.
Sementara itu, kebutuhan konsumsi bawang putih dalam negerinya per tahun mencapai kisaran 500.000 ton. Artinya, terjadi defisit produksi, sehingga pasokan bawang putih dalam negeri dipenuhi dari aktivitas impor.
"Mengapa tidak dikembangkan di TTS, padahal memiliki potensi yang sangat besar? Ini adalah upaya konkret untuk mengurangi impor, bahkan suatu saat Indonesia harus berdaulat dalam bawang putih. Saya berharap daerah pedalaman Timor menjadi salah satu sentra pengembangan bawang putih di Indonesia," tegas Ansy.
Akhirnya, Ansy mengucapkan terima kasih kepada Kementan, terutama kepada Balitbangtan dan BPTP NTT, Dinas Kabupaten Malaka, TTS, dan Sumba Barat Daya yang mengurus semua persyaratan teknis sehingga bantuan pengembangan benih unggul tersebut dapat terlaksana.
Ia berkomitmen mengawasi pelaksanaan di lapangan agar dieksekusi dengan baik dan bermanfaat bagi peningkatan produktivitas pangan petani. (*)