Sandiaga Uno Apresiasi Inovasi Olah Sampah Pemkab Ende

Pemerintah Kabupaten Ende ( Pemkab Ende), Nusa Tenggara Timur ( NTT) punya inovasi yang saat ini tengah dijalankan, yakni TOSS

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Kanis Jehola
Foto Arief Noerhidayat untuk POS-KUPANG.COM
Pelatihan membuat pellet biomasa Desa Keliwumbu, Kabupaten Ende. 

Inovasi ini bisa jadi solusi kelangkaan minyak tanah di Kabupaten Ende. Kompor berbahan bakar pellet pun diproduksi sendiri menggunakan bahan metal dan ada juga lebih murah dan sederhana yakni dari tanah liat.

Desa Keliwumbu, Kecamatan Maurole, sejak 2020 lalu, sudah didampingi dan dilatih membuat pellet biomasa oleh PLN UPK Flores, CEO startup company comestoarra Arief Noerhidayat dan timnya serta Dinas Lingkungan Hidup Ende.

Mereka juga melatih dan mendampingi SMKN 2 Ende untuk pengembangan kompor berbahan bakar pellet. Kompor diproduksi SMKN 2 Ende bahan dasarnya metal.

Dalam rangkaian, Eduwisata TOSS ini, Desa Keliwumbu dilauching menjadi Desa TOSS. Dalam kesempatan yang sama launching kompor yang diproduksi SMKN 2 Ende yang ditandai pembagian kompor kepada masyarakat.

CEO startup company comestoarra Arief Noerhidayat, kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 30 Juni 2021, menerangkan, pengembangan TOSS di Ende sangat pesat, karena sangat cocok dengan kultur, kearifan lokal setempat.

Menurutnya, dalam berbagai uji coba dan pendampingan, warga Desa Keliwumbu sangat antusias dan senang memasak menggunakan pellet biomasa. Pendampingan pembuatan pellet pun, kata Arief berjalan lancar karena warga cepat memahami.

"Tinggal dukungan pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk terus mengembangkan TOSS ini," kata Arief.

Lantas bagaimana agar program ini bisa berkesinambungan, Arief menerangkan, dari sisi kearifan lokal dan lingkungan di Ende, sebenarnya sangat mendukung program ini bisa berkesinambungan.

"Untuk pemanfaatannya di sini ada PLTU Ropa, lalu masyarakat juga membutuhkan kompor, solusi kelangkaan minyak tanah, ini juga tentu mendukung," ujarnya.

Belum lagi, kata Arief, sejumlah Kementrian, antara lain, Pariwisata, ESDM, Lingkungan Hidup dan Kemendagri sangat mendukung program TOSS.

Arief mengatakan, warga senang gunakan pellet karena lebih hemat ketimbang minyak tanah atau kayu bakar. Dengan memakai pelet, lanjutnya, mereka sekaligus dapat menjaga kebersihan lingkungan serta mengurangi emisi karbon.

Stefanus Retang, salah satu anak muda Desa Keliwumbu anggota TOSS Keliwumbu, sangat senang, ketika sejak awal dilatih dan didampingi membuat pellet. Dia kini sangat piawai membuat pellet.

Dia katakan, Desember 2020 di desanya telah dibangun tempat pengolahan sampah. "Saya dan teman-teman sangat antusias membantu tim PLN untuk segera membangun pengolahan sampah," ujar Stefanus.

Stefanus menerangkan, warga desa Keliwumbu cukup kewalahan selama ini memasak menggunakan kayu bakar atau kompor berbahan bakar minyak tanah, karena cukup susah, apalagi harga minyak tanah naik turun.

Dia merincikan, satu jerigen isi 5 liter minyak tanah harganya, Rp. 35.000. Dalam sebulan, lanjutnya, warga bisa habiskan uang Rp. 200.000 untuk beli minyak tanah.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved