Alumni Universitas Australia Kota Kupang Gelar Workshop Intensive Bagi Petani di Naioni Kota Kupang

Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Kupang Tahun Anggaran 2020 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Kegiatan Workshop di Bagi para petani di Kelurahan Naioni, Kota Kupang, Rabu 23 Juni 2021. 

Alumni Universitas Australia Kota Kupang Gelar Workshop Intensive Bagi Petani di Kelurahan Naioni Alak

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM | KUPANG--Alumni universitas Australia dari Kota Kupang, Irmasari Welhelmina Nenobais beserta rekannya Ade Manu Gah yang menjadi salah satu pemenang Skema Dana Hibah Alumni Australia (Australian Alumni Grant Scheme/AGS), menggelar kegiatan Intensive Workshop bagi masyarakat petani sayur lokal dalam wilayah Kecamatan Alak, Rabu 23 Juni 2021.

Kegiatan ini berlangsung selama 2 (dua) hari kerja, sejak tanggal 23 - 24 Juni 2021 bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Naioni, dan diikuti oleh 30 Peserta dari Kelompok Tani yang berada di bawah naungan BPP Naioni, Alak, Pemerintah Kota Kupang. 

Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Australia melalui Skema Hibah Alumni yang diadministrasikan oleh Australia Awards di Indonesia.

Kegiatan ini diikuti oleh Camat Alak, Adi Pally, SH, Kepala Dinas Pertanian Kota Kupang, Drs. Obed D. R. Kadji, dan Project Leader, Irmasari Welhelmina Nenobais, S.Sos., MPP bersama Team Member, yang juga adalah seorang Alumni Australia dari Politeknik Negeri Kupang (Akademisi).

Baca juga: Direktur Rumah Sakit SK Lerik Kota Kupang Mengaku Fasilitas Kesehatan Sudah Siap

Ada juga Ade Manu Gah, ST., M.Eng, serta menjalin kerja sama dengan Agriculture Experts dari Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang, Ir. Charles Kapioru, MS dan Ir. Selfius P. N. Nainiti, M.Sc.Agr., dan Field of Expertise yang juga adalah Duta Petani Muda Indonesia, Gestianus Sino, SP dari CV. GS Organik Matani - Kupang

Kegiatan workshop ini mengusung tema: “Empowering Local Vegetable Farmers to Survive in the Covid-19 Pandemic Era through Organic Waste Management”.

Kepada Pos-Kupang.Com, Irmasari mengatakan bahwa kegiatan intensive workshop ini merupakan rencana aksi (action plan) atas hasil kajian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Kupang Tahun Anggaran 2020 .

Kajian yang mengatur tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di Kota Kupang. 

Baca juga: Wali Kota Kupang Perintahkan Siapkan Surat Peringatan Bagi Pelanggar Prokes

Untuk intensive workshop ini, pihaknya lebih memfokuskan pada pengelolaan sampah organik untuk pertanian tanaman hortikultura karena potensi (supply) Sumber Daya Alam (SDA) tumbuhan

Seperti  sampah rumput yang sering tumbuh liar di musim penghujan, sampah dedaunan dan batang sayuran, serta sampah buah-buahan) dengan kandungan unsur hara yang tinggi akan banyak didapati, sehingga dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi pupuk kompos organik dengan menggunakan teknologi mesin pencacah rumput.

Mengingat banyaknya ketersediaan bahan organik ini, maka Irma dan pihaknya mengembangkan peluang inovasi sosial dengan dampak pada komunitas masyarakat luas melalui pengajuan proposal Skema Hibah Alumni (AGS) Pemerintah Australia

Tujuannya, demi mengubah mimpi menjadi nyata untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani sayur lokal (terutama, tanaman hortikultura organik) agar dapat meningkatkan taraf hidupnya.

Baca juga: Forum Pengembangan Perumahan dan Pemukiman Kota Kupang Resmi Terbentuk, Simak Infonya

Kegiatan Workshop di Bagi para petani di Kelurahan Naioni, Kota Kupang, Rabu 23 Juni 2021.
Kegiatan Workshop di Bagi para petani di Kelurahan Naioni, Kota Kupang, Rabu 23 Juni 2021. (POS-KUPANG.COM/RAY REBON)

Peningkatan taraf hidup melalui penjualan pupuk organik dan pemanfaatan pupuk untuk tanaman hortikultura, serta dalam scope yang lebih luas dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan membantu Pemerintah Kota Kupang dalam mengurangi timbulan sampah organik. 

Dia menyampaikan, fokus awal kegiatan ini di Kelurahan Naioni, dan merupakan pilot project sehingga dibutuhkan dukungan dan kerja sama yang baik antara Pemerintah Daerah dan Masyarakat.

Harapannya, agar mereplikasi kegiatan yang sama dalam bentuk program dan kegiatan bagi Masyarakat Petani Sayur Lokal di Kecamatan lainnya dalam wilayah Kota Kupang.    

Setelah Irma dan pihaknya berhasil mendapatkan Hibah (Grant), maka bersama dengan Team Members, Kegiatan Intensive Workshop ini langsung dieksekusi dengan melibatkan 3 Aparatur Sipil Negara (ASN) dari BPP Naioni, Alak, Kota Kupang.

Baca juga: Ini Pemicu Terlambat Kucuran Dana Komisi Penanggulangan AIDS, Ini Kata Kadis Kesehatan Kota Kupang

Ketiganya yakni, Jerobeam E. S. Wabang, S.Pt (Koordinator BPP Naioni, Alak), Mariani Feranti Tameno, SP dan Heribertus Resi (Tenaga Penyuluh), serta 3 orang sukarelawan (Volunteer), Rammy Inkenny Immanuel Ndaparoka, SE, Dana Christin, dan Vera Nenobais.

Irma berharap agar peserta atau para petani yang mengikuti kegiatan intensive workshop ini dapat menangkap dan mempelajari semua ilmu pengetahuan yang diberikan, serta mampu memanfaatkan teknologi mesin pencacah rumput yang tersedia.

Dia juga menegaskan bahwa program ini akan tetap berlanjut sampai dengan tahapan monitoring dan evaluasi (monev) sampai para petani sayur dapat mandiri dengan memanfaatkan modal kelompok untuk mengolah dan menjual hasil olahan sampah organik (pupuk organik)

Dengan demikian, lanjutnya,  dapat membantu para petani sayur dalam meningkatan pendapatan hidup.

Baca juga: Deteksi Virus Varian Baru di Kota Kupang, Dinkes Kirim Sampel ke Jakarta, Ini Penjelasan Kadis

Melalui kegiatan intensive workshop ini, Irma beserta team members menghibahkan 2 (dua) Unit Mesin Cacah Organik

Alat ini, katanya dapat digunakan oleh Kelompok Tani Tanaman Hortikultura di bawah naungan BPP Naioni, Kecamatan Alak, mengelola sampah organik sehingga

Dampak  positif yang diharapkan, katanya, adanya peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui pengurangan timbulan sampah organik.

Irmasari menjelaskan, sekian lama para alumni universitas Australia ingin berkontribusi, namun memiliki keterbatasan dalam hal anggaran, sehingga dengan adanya peluang dari Pemerintah Australia melalui Skema Hibah Alumni, ini menjadi peluang emas untuk menjembatani keterbatasan-keterbatasan yang ada.

Baca juga: Deteksi Virus Varian Baru di Kota Kupang, Dinkes Kirim Sampel ke Jakarta, Ini Penjelasan Kadis

"Jadi, melalui AGS (Alumni Grant Scheme atau Skema Hibah Alumni), kami mendapat peluang untuk membantu masyarakat dalam kegiatan pengabdian, dengan mengajukan proposal, yang memiliki inovasi (dampak sosial) bagi komunitas/masyarakat luas, maka kami layak untuk memperoleh skema hibah ini," ungkap dia.

"Dana hibah ini akan dikelola sepenuhnya untuk masyarakat petani sayur lokal di Kota Kupang, secara khusus masyarakat petani sayur lokal di wilayah Kecamatan Alak, karena projectnya berjalan di Kota Kupang," tegas dia.

Selanjutnya, keberhasilan kegiatan percontohan (pilot project) dengan target 30 Petani Sayur Lokal di Kelurahan Naioni ini, akan menjadi rekomendasi kepada Kepala Daerah (Pemerintah Kota Kupang) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Kupang, berupa kertas kebijakan (policy brief) demi keberlanjutan program ini bagi masyarakat luas di wilayah Kota Kupang.(*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved