Parodi Situasi

Parodi Situasi: Covid Alpha, Beta, dan Delta

Jangan main-main! Jangan anggap remeh! Ini serius! Indonesia sedang dilanda lonjakan kasus Covid-19

Editor: Kanis Jehola
zoom-inlihat foto Parodi Situasi: Covid Alpha, Beta, dan Delta
DOK POS-KUPANG.COM
Logo Pos Kupang

POS-KUPANG.COM - Jangan main-main! Jangan anggap remeh! Ini serius! Indonesia sedang dilanda lonjakan kasus Covid-19. Jangan pernah berpikir bahwa laju pertambahan jumlah kasus positif Covid-19 ini hanya terjadi di DKI, Jateng, Jatim, dan wilayah lain. Jangan berpikir NTT jauh dari daerah-daerah itu. Jangan pernah lengah. Covid dengan berbagai varian akan tiba di depan mata kita. Hati-hati!
***
Data terbaru NTT positif17.324 sembuh15.952 dan meninggal 450. Itu artinya masih sekitar 922 yang positif dan yang tercatat. Berapa jumlah yang OTG alias orang tanpa gejala dan ada di antara kita? Bupati Ngada baru saja mengumumkan lockdown terbatas untuk mencegah penyebaran covid. Sekali lagi jangan anggap remeh peringatan itu. Tidak hanya Ngada! Kabupaten lainnya di NTT ini harus waspada.

"Betul juga ya," kata Nona Mia dengan wajah muram setelah mendengar penjelasan Benza tentang apa yang sedang terjadi saat ini. Kita semua masih ingat dengan sangat jelas 02 Maret 2020 angka positif Indonesia hanya dua orang. Berbulan-bulan NTT aman dalam zona hijau. Lihat sekarang lonjakkan kasus berlipat ganda. NTT menuju angka 20.000 jika tidak waspada sejak saat ini juga.Entah berapa yang meninggal dan berapa yang benar-benar sembuh.

Baca juga: Kendala Pandemi Covid-19, SMK Mentari Kupang Lobi PKL di Kapal tanpa Buku Pelaut

Baca juga: Berikut Data Covid-19 di Kota Kupang, Cek Infonya

"Ya, kita mesti hati-hati," kata Benza lagi. "Semuanya ini terjadi karena kita lalai, angkuh, dan ceroboh bukan main-main. Menurut Kompas yang saya baca hari ini, para ahli menyebut penyebab lonjakkan data positif covid adalah diabaikannya protokol kesehatan, longgarnya kebijakan pemerintah, dan adanya varian baru virus corona yang bebas masuk ke dalam negeri."

"Waduh!" Jaki dan Rara tampak takut bukan main.
"Muka pesta seperti kalian berdua ini, teman! Jaki dan Rara. Ingat lima M!"
***
"Ya saya hafal luar kepala," jawab Rara. "M yang pertama itu mencuci tangan secara rutin. Ini salah satu protokol kesehatan yang cukup efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Cuci tangan dengan sabun terutama saat sebelum memasak atau makan, setelah menggunakan kamar mandi, setelah menutup hidung saat batuk, atau bersin."

Baca juga: Bupati Simon Nahak Ingatkan Warga Malaka Waspadai Covid-19 Varian Delta

Baca juga: Galang Kekuatan Perangi Covid-19, Polres TTU Gelar Apel Bersama Bhabinkamtibmas dan Penyintas

"Saya juga hafal," sambung Jaki. "M yang kedua itu memakai masker. WHO sendiri yang akhirnya mengeluarkan imbauan agar semua orang sehat atau sakitselalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.Bahkan penggunaan masker di dalam rumah perlu ketika ada anggota keluarga yang terinfeksi Covid-19, yang berpotensi terkena covid-19,yang merasa terjangkit atau mengalami gejala yang mengarah ke Covid-19, dan lainnya!"

"M yang ketigaadalah menjaga jarak untuk menghindari orang yang terkena droplets dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. M yang keempat adalah menjauhi kerumunan. Mengapa? Karena semakin banyak dan sering kamu bertemu orang, maka kemungkinan terinfeksi virus corona pun semakin tinggi," kata Benza.

"Yang paling serius untuk kita semua adalah M yang kelima," Nona Mia menjelaskan. "Mengurangi mobilitas keluar rumah. Sedapat mungkin tinggal saja di dalam rumah. Jangan pergi jauh apalagi keluar rumah untuk hal-hal yang tidak penting. Semakin banyak dirimu menghabiskan waktu di luar rumah, maka semakin tinggi pula kemungkinan terpapar virus jahat ini. Apalagi ditambah M yang ketiga dan keempat! Gawat kalau kita tidak perhatikan ini."
***
"Keluar rumah harus bin harus karena pesta. Pesta itu penting dan penting," Jaki dan Rara sambung menyambung. "Ulang tahun, wisuda, masuk minta, nikah, sambut baru, syukuran ini, syukuran itu. Bagaimana mungkin M 3, 4, dan 5 itu mau larang kita pesta. Pesta otomatis bertemu keluarga, otomatis makan minum, otomatis moke, otomatis ja'i, joget, dangdut, poco-poco!"

"Mana bisa kamu dua orang mau larang kami dua orang dan semua orang?" kata Rara. "Silahkan covid-19 silahkan saja. Soal duduk-duduk, pertemuan, dan pesta jangan ikut campur!"

"Kamu sudah tahu kah?" sambung Nona Mia dengan kesal."Covid-19 varian India sudah masuk ke Kudus Jawa Tengah? Salah satunya varian Delta atau B.1.617.2 yang gampang menular. Varianalpha dan beta harus diwaspadai. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tirmizi, menyebut sudah ada 148 kasus positif covid-19 varian alpha, beta, dan delta!" kata Nona Mia dengan serius.

"Kamu tahu darimana?" tanya Jaki dan Rara bersamaan.

"Makanya cermati berita!" Benza menyambung. "Kita sedang terancam. Kasus Madura Jatim, Kudus Jateng, dan beberapa propinsi yang terkena varian baru sedang mengintai kita?"
***
"Apa Kudus? Jateng? Aduh, banyak orang kita yang kuliah, kerja, dan tinggal di sana? Mungkinkah mereka pulang bawa virus? Aduh, bagaimana ini?" Rara terpanah. "Oh, benar ada yang pulang dan ikut pesta!"

"Karena itulah! Saya minta minimal kita berempat ini jangan anggap remeh covid-19 yang sedang mengintai dengan varian baru yang lebih menular dari sebelumnya. Ingat 5 M!"

"Ya ya 5 M, lima M! Ingat! Apa pun yang terjadi ingat 5 M," Jaki dan Rara terpanah lagi.
"Hati-hati alpha, beta, delta! Waduh covid-19 varian apa lagi itu!"
"Astaga!"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved