60 Balita di Posyandu Bougenvile Oesapa Dapat Makanan Tambahan dari Dharma Wanita Persatuan NTT
berada dalam status stunting, gizi buruk dan buruk sekali bisa berubah statusnya menjadi normal setelah mendapat makanan tambahan
Penulis: Rosalina Woso | Editor: Rosalina Woso
Menjalankan Pos Yandu di masa sebelum covid bukan hal yang mudah, membutuhkan kader pilihan yang bekerja luar biasa tanpa pamrih demi mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Keadaan ini semakin sulit di masa pandemi. Namun kebulatan tekad, kepedulian yang tinggi, serta kerja ikhlas dan cerdas dari para kader Posyandu, membuat beberapa daerah bisa melaksanakan kegiatan dengan caranya masing-masing.
Adanya kebijakan bekerja dari rumah membuat warga mempunyai waktu lebih luang untuk melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan seperti Posyandu.
Kesempatan ini bisa dimanfaatkan untuk menambah jumlah kader Posyandu. Untuk itu berbagai dukungan harus diberikan kepada warga maupun kader Posyandu.
Petugas Puskesmas juga harus meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan para kader sehingga kegiatan Posyandu bisa terselenggara dengan baik.
Informasi jadwal kunjungan bidan atau perawat, kegiatan pelayanan imunisasi, pemberian vitamin, pemberian makanan tambahan, beserta teknis kegiatannya harus dikoordinasikan dan diinfokan sebelum pelaksanaan sehingga kader dapat mempersiapkan jumlah personil maupun fasilitas.
Di negara maju, tenaga kesehatan yang bertugas memantau tumbuh kembang dan memberikan layanan kepada balita tersedia dalam jumlah yang cukup.
Ini menjadi tantangan bagi pemerintah agar bisa menyediakan jumlah tenaga kesehatan yang cukup sehingga kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita dapat optimal.
4. Informasi
Berbagai program pelayanan Posyandu ini harus disebarluaskan kepada warga. Ketua RT, tokoh agama, masyarakat dapat memberikan informasi kepada warga sekitar.
Informasi pelayanan dan kegiatan Posyandu bisa diberikan melalui media sosial, penempelan pamflet, pengeras suara masjid, dan sebagainya.
Kelompok-kelompok masyarakat seperti dasawisma bisa saling memberikan informasi tentang posyandu.
5. Pendanaan
Satu hal yang tidak boleh dilupakan demi kesuksesan program adalah pendanaan. Ketersediaan dana mempengaruhi kualitas dan kuantitas layanan Posyandu.
Sumber pendanaan Posyandu bisa berasal dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kota/Kabupaten, Alokasi Dana Desa, PKPS BBM bidang kesehatan.
Di masa pandemi, alokasi dana Posyandu haruslah ditambah. Pencairannya pun juga tidak boleh terlambat.
Dana operasional Pos Yandu juga bisa berasal dari sumber lain yang tidak mengikat. Bantuan dana dari pemerintah tersebut bersifat stimulus.
Pada kenyataannya pengelola Posyandu masih harus mencari pendanaan dari sumber lain seperti kas RT setempat maupun bantuan donatur yang tidak mengikat.
Di masa pandemi banyak alat pelindung diri yang dibutuhkan. Untuk itu dukungan dana dari masyarakat guna menyukseskan kegiatan Posyandu sangat diperlukan.
6. Produk layanan dan teknologi
Kegiatan pelayanan yang diberikan Posyandu terdiri atas kegiatan utama dan kegiatan pendukung. Kegiatan utama meliputi kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi.
Kegiatan pengembangan/tambahan seperti : kelas ibu hamil, Pos Pendidikan Anak Usia Dini, dll (Buku Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Kemenkes RI, 2011).
Posyandu harus bisa memenuhi kegiatan utama terlebih dahulu, setelah terpenuhi bisa ditingkatkan dengan kegiatan pendukung.
Penggunaan teknologi informasi sangat membantu pelaksanaan Posyandu di masa pandemi. Adanya sistem informasi manajemen tentang Posyandu sangat membantu kredibilitas, aksestabilitas, serta kecepatan pencatatan dan pelaporan data.
Aplikasi sistem ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur seperti pemberian informasi, buku kesehatan ibu dan anak.
Berbagai layanan dalam sistem informasi ini terus ditingkatkan oleh provider agar memberikan hasil yang memuaskan.
Di era reformasi industri 4.0 ini, keberadaan teknologi informasi sangat diperlukan untuk meringankan tugas-tugas administratif.
Pelatihan kepada tenaga kesehatan, kader dan masyarakat pengguna sangat diperlukan agar bisa mengakses sistem informasi ini dengan baik.
Saat ini sebagian aplikasi masih berupa prototipe maupun sedang tahap uji coba dan perbaikan. Dalam kondisi pandemi teknologi informasi berkembang dengan pesat, perbaikan aplikasi ini diharapkan bisa selesai lebih cepat dan digunakan oleh masyarakat luas.
Untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal diperlukan kerja sama segenap komponen dalam meningkatkan derajat kesehatan khususnya dalam hal strategi pemberdayaan Pos Yandu di masa pandemi dalam menurunkan angka stunting.
Ke enam komponen ini, jika dipenuhi akan mampu mewujudkan harapan kita bersama selama dilaksanakan dengan baik dan benar.
Satu proses yang tidak kalah penting untuk dilaksanakan adalah evaluasi dan perbaikan hasil evaluasi yang terus menerus agar bisa memperbaiki sistem yang sedang dijalankan. (Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Peran Pos Yandu Menurunkan Stunting di Masa Pandemi Covid-19)