Sesalkan Warga Satu Desa di Labuan Bajo Minum Air Kali, Ketua DPRD Mabar Nilai Pemerintah Lengah

Sesalkan Warga Satu Desa di Labuan Bajo Minum air kali, Ketua DPRD Mabar nilai pemerintah lengah

Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/Gecio Viana
Ketua DPRD Mabar, Martinus Mitar saat ditemui di Kantor DPRD Kabupaten Mabar, Jumat (4/6/2021). 

Lebih lanjut, ia juga mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten Mabar untuk melakukan uji laboratorium demi mengecek kelayakan air kali yang dikonsumsi warga.

"Penting sekali, karena terkait konsumsi air yang bisa beresiko pada kesehatan manusia maka dinas kesehatan mengambil langkah proaktif ke situ (pemeriksaan laboratorium). Karena apa, kalau kita biarkan masyarakat mengkonsumsi air minum bersih di kali yang secara teknis tidak memenuhi syarat, maka pemerintah harus bisa ambil langkah proaktif untuk menghindari resiko-resiko (kesehatan) lebih jauh terhadap manusia.

Diberitakan sebelumnya, kesulitan mengakses air bersih mengakibatkan ratusan warga di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), mengonsumsi air dari saluran irigasi pertanian, Kamis 3 Juni 2021.

Aktivitas ini dilakukan warga sejak dulu karena tidak ada alternatif akses air bersih.

Ironisnya, warga sering menemukan tinja (feses), yakni kotoran hasil pencernaan manusia.

Demikian disampaikan warga Kampung Weor Dusun Bancang, Desa Persiapan Golo Tanggar, Agustina ilut (24) didampingi rekannya Maria Nasti (20), saat ditemui usai menimba air irigasi.

"Kadang kami timba air masuk (tinja) dalam ember," keluh Maria Nasti diamini Agustina ilut.

Sebagai ibu rumah tangga, aktivitas menimba air irigasi yang bersumber dari kali Wae Rae dilakukan pada pagi dan sore hari. 

"Kami ambil air dari selokan untuk keperluan memasak, minum, cuci, mandi kami semua ambil air untuk keperluan," jelas Agustina ilut.

Dijelaskannya, air yang ditimba tidak langsung digunakan, namun didiamkan beberapa saat agar lumpur dalam air dapat mengendap.

Akses air baku semakin sulut saat memasuki musim penghujan, sebab banjir yang terjadi mengakibatkan warga terpaksa menggunakan air yang bercampur lumpur.

"Kalau banjir air tidak bisa timba, kami tunggu 2 hari, paling pakai air hujan," bebernya.

Sebagai ibu rumah tangga, keduanya merasa sedih karena menggunakan air yang tidak layak untuk memenuhi kebutuhan anak serta anggota keluarga lainnya.

Sehingga, warga berharap agar Pemerintah Kabupaten Mabar dapat membantu akses air bersih bagi warga desa.

Kondisi masyarakat yang sering menemukan feses dibenarkan Pjs Sekdes Desa Persiapan Golo Tanggar, Fredirikus Ponce.

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved