Ini Pesan Ketua Kopearad Mabar di Hari Lahir Pancasila Tahun 2021
Ketua Komunitas Pemuda Anti Radikal Manggarai Barat ( Kopearad Mabar), Itho Umar mengatakan Pancasila harus jadi pedoman hidup
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM | LABUAN BAJO - Ketua Komunitas Pemuda Anti Radikal Manggarai Barat ( Kopearad Mabar), Itho Umar mengatakan dalam hari lahir Pancasila menegaskan, Pancasila harus menjadi pandangan dan pedoman hidup pribadi dan kolektif masyarakat Indonesia.
Menurutnya, Pancasila yang lahir dari keberagaman agama, suku, budaya dan ras tentu menjadi batu penjuru yang kuat melawan segala bentuk penindasan, radikalisme dan intoleransi keberagaman.
"Untuk itu itu KOPEARAD MABAR mencanangkan program konsolidasi gerakan radikalisasi nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, terkhususnya Anak-anak dan pelajar Manggarai Barat," katanya saat ditemui di Labuan Bajo, Selasa 1 Juni 2021.
Itho menuturkan, sudah menjadi tugas semua pihak untuk memenangkan Pancasila.
Baca juga: Kesaksian Saffrudin 20 Tahun Jaga Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende
Baca juga: Peruati Sumba dan MPA Bantu Petani Mau Hau Pasca Bencana Seroja
Menurut Itho, Pancasila merupakan kesepakatan dasar bangsa Indonesia untuk hidup dalam suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Pembukaan UUD 1945 Pancasila menjelma menjadi visi atau pandangan hidup yang mendasari dan menjadi tujuan segala hukum dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Indonesia, tidak menganut paham radikalisme, komunisme, sosialisme atau kapitalisme. Kita adalah pancasila, yang sumbernya dari kepribadian bangsa kita. Cuma Pancasila yang menyatukan kita semua, semestinya kita harus bersyukur kepada pendiri dan pahlawan yang mewariskan nilai Pancasila kepada kita," katanya
Tugas semua pihak, lanjut Itho, sebenarnya hanya memahami, menghayati dan mengamalkan Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia secara utuh.
Baca juga: Pemilik Cuci Mobil Sasando Maumere Tetap Bangkit di Masa Pandemi
Baca juga: ASABRI Serahkan Santunan kepada Ahli Waris Prada Ardi Yudi Arto
"Namun kenyataannya banyak kita jumpai perilaku para elite maupun masyarakat yang menyimpang dari pancasila," jelasnya.
Lebih lanjut, Itho menilai, praktik kapitalisme sering mewarnai investasi, kaum buruh hanyalah obyek pabrik, yang melahirkan kesenjangan antara kaya dan miskin.
Radikalisme menghadirkan kekerasan fisik dan psikis, agama hanya dijadikan barang dagangan untuk kepentingan kursi kekuasaan. Aksi anarkis dilakukan sebagai strategi gerakan sosial, disintegrasi dan separatis menjadi komoditi politik sekelompok orang.
"Terorisme terus mempertontonkan aksi kekejaman kepada sesama anak bangsa. Korupsi tumbuh subur di lingkungan pemerintah, wakil rakyat bersuara mewakili kepentingan pemodal dan aparat penegak hukum tidak mampu memberikan keadilan bagi rakyat kecil. Boleh dikatakan bahwa Pancasila sudah tidak lagi menjadi pandangan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Oleh karena itu, Kopearad Mabar sebagai bagian dari generasi penerus bangsa, terus berupaya memenangkan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
"Kopearad Mabar meyakini bahwa persoalan-persoalan di atas bisa terselesaikan hanya dengan mengembalikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujarnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana)