KKB Papua Kembali Beraksi, Tewaskan Kapospol Distrik Oksamol, Diserang saat Berjaga Seorang Diri

KKB Papua Kembali Beraksi, Tewaskan Kapospol Distrik Oksamol, Diserang saat Berjaga Seorang Diri

POS-KUPANG.COM - Seorang anggota Polri di Distrik Oksamol gugur diserang orang tak dikenal, Jumat 28 Mei 2021.

Anggota Polri yang gugur merupakan Kapospol Distrik Oksamol, Briptu Mario Sanoy.

Ia diserang saat berjaga seorang diri.

Para penyerang diduga dari kelmpok teroris KKB Papua.

Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri membenarkan informasi terkait gugurnya seorang anggota kepolisian yang diserang orang tak dikenal (OTK).

Baca juga: KKB Papua Makin Terpojok dan Ketar-ketir 400 Pasukan Setan Akan Turun, Bakal Menyerah? Cek Fakta

Baca juga: KKB Papua Siapkan Perang Habis-habisan, Tantang TNI-Polri,Lekagak Telenggen: Mereka Tunggu di Muara

Lokasi kejadian berada di Distrik Oksamol, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua

Fakhiri membeberkan, insiden penyerangan ini berlangsung 10 hari setelah sejumlah anggota TNI juga diserang di Pegunungan Bintang pada Selasa (18/5/2021) lalu.

"Kita mendengar di Yahukimo dan Pegunungan Bintang, ada penembakan anggota TNI-Polri," ujar Kapolda Papua Irejen Pol Mathius D Fakhiri kepada Tribun-Papua.com, Sabtu (29/5/2021).

"Namun, kita akan lakukan evaluasi kesalahannya di mana. Saya dan Panglima telah meminta semua personel di pos-pos rawan untuk lebih waspada," lanjut Fakhiri.

Ia juga meminta personel yang bertugas bisa mengelola keamanan disekelilingnya.

Fakhiri juga menyoroti Briptu Mario Sanoy yang berjaga seorang diri saat insiden penyerangan terjadi.

"Saya dan Panglima telah mengingatkan namun masih saja terjadi hal-hal yang harusnya tidak boleh dilakukan," ucapnya.

Baca juga: TNI Polri Kuasai Markas KKB Papua di Kampung Makki, Kapolda Langsung Ultimatum: Menyerah Atau Mati?

Baca juga: Digempur Pasukan TNI-Polri, Satu Teroris KKB Papua Tewas Tertembak, Begini Penjelasan Iqbal Alqudusy

"Anggota tersebut tinggal seorang diri di Pos Polisi (Pospol) yang cukup jauh dengan persenjataan." tambahnya.

Hal itu, kata Fakhiri, memberikan peluang untuk pelaku melakukan kekerasan terhadap aparat.