Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Kamis 27 Mei 2021: Bartimeus

Dalam Bahasa Ibrani, nama Bartimeus berarti kemuliaan, kehormatan. Arti lain adalah the son of Timeus, anak dari Timeus.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Pertama, ia “meninggalkan jubahnya dan segera berdiri dan pergi mendapatkan Yesus” (Mrk 10:50).

Injil menulis bahwa Bartimeus melepaskan jubah, miliknya yang paling berharga sebagai pengemis. Jubah menjadi alas duduk untuk mengemis dan pelindung dingin pada waktu malam.

Mengapa Bartimeus harus menanggalkan jubahnya? Kemungkinan, karena jubah itu memperlambat dia bertemu Yesus. Ia ingin segera bertemu Yesus.

Biasanya si pengemis menggelar jubahnya di atas tanah dan duduk di atasnya ketika meminta-minta sedekah dari orang-orang yang lewat. Orang-orang yang lewat akan melemparkan kepingan uang logam atau makanan ke atas jubah yang digelar itu di atas tanah itu.

Jubah juga mempunyai arti sangat penting bagi keberadaan orang miskin. Maka menanggalkan jubah atau mantel berarti meninggalkan segalanya. Masa lalu yang kelam ditinggalkan. Ada momen pembebasan dari dosa. Ia beralih memasuki sebuah dunia hidup yang baru. Dunia yang penuh dengan sukacita dalam kelimpahan rahmat kasih Tuhan.

Kedua, ia menyapa Yesus dengan sebutan Rabuni (Mrk 10:51). Rabuni berasal dari kata Aram “Rabbouni” yang juga digunakan oleh Maria Magdalena pada saat Kebangkitan Yesus (Yoh. 20:16).

Istilah ini mengungkapkan rasa hormat yang tinggi, bentuk yang diperkuat dari “rabi” dengan memadukan, sampai tingkat tertentu, pengertian guru dan Tuhan.

Iman yang mendalam menghadirkan rasa hormat atas kuasa Allah dalam diri Yesus. Rasa hormat itu tanda keterbukaan terhadap rahmat Allah yang akan dialirkan kepadanya. Rahmat itu akan berbuah indah melalui jalan pembaruan diri.

Bartimeus menjadi pelajaran dan peringatan bagi kita. Ia menyadarkan kita: dalam keterbatasan, rahmat Tuhan akan hadir ketika kita terus berjuang di tengah tantangan untuk mencari sampai bertemu Tuhan. Doa dan ekaristi adalah tanda kesetiaan itu.

Bartimeus mengingatkan kita agar menjadi pribadi Yesus yang peka dengan sesama, teristimewa yang kecil, lemah dan terpinggirkan di atas panggung hidup sosial. “Kesempurnaan” kita mesti menjadi jalan bagi orang lain yang mungkin “terbatas” untuk datang kepada Tuhan. Agar kita menjadi Bartimeus, kehormatan, kemuliaan bagi Tuhan. *

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Baca artikel-artikel renungan harian katolik lainnya DI SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved