Perang Besar di Laut China Selatan Tunggu Waktu , Banyak Kapal Induk Sudah Masuk Kawasan Sengketa

Untuk pertama kalinya, HMS Queen Elizabeth ini memang mendapat tugas untuk berlayar di kawasan yang juga berbatasan langsung dengan negara-negara ASEA

Editor: Alfred Dama
US NAVY/Jason Tarleton via Kontan.co.id
ILUSTRASI. Dua kelompok serang kapal induk AS USS Ronald Reagan dan USS Nimitz membentuk formasi saat latihan di Laut China Selatan pada 6 Juli 2020. 

Yakni pada saat Menteri Pertahanan Ben Wallace mengutarakan keinginannya tersebut.

Hal itu digambarkan sebagai kesempatan untuk mengibarkan bendera Global Britain.

"Dengan kelompok tempur menegaskan kembali komitmen kami untuk mengatasi tantangan keamanan hari ini dan besok," katanya saat itu.

Kedatangan armada laut besar-besaran juga akan disusul oleh beberapa negara maju lainnya seperti Australia, Prancis, Jepang, Amerika Serikat (AS).

Bukan tanpa alasan, beberapa negara tersebut berencana bakal mengadakan latihan gabungan di kawasan sengketa tersebut.

Oleh karena itu, China kini tengah getol mengecam tindakan beberapa negara itu lantaran dianggap bisa mengacaukan stabilitas dan keamanan di kawasan itu.

Meski tak digubris oleh banyak negara soal pengerahan kapal induk dan kapal perang ke Laut China Selatan, Xi Jinping telah mengambil tindakan.

Ia telah menyetujui pengiriman beberapa armada tempur untuk melakukan aktivitas militer di perairan yang sama belum lama ini.*

Sebagian artikel ini sudah tayang di sosok.grid.ID dengan judul: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Laut China Selatan Bakal Dipenuhi Kapal-kapal Induk Milik Beberapa Negara dengan Kekuatan Militer Besar, Salah Satunya Inggris, Tiongkok Marah Besar, Ada Apa? 

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved