Renungan Harian Katolik, Jumat 21 Mei 2021: Petrus

Petrus menjawab pertanyaan Yesus dengan mengakui kemahakuasaan dan kemahatahuan Tuhan. Saat Yesus bertanya kali ketiga, Petrus sedih. Dia sadar, Tuhan tahu dia rapuh. Kadang omong besar tapi iman keropos. Tampak gagah perkasa tapi tak berdaya di hadapan perempuan penjaga istana lalu menyangkal Tuhan.

Petrus sadar bahwa Tuhan melihatnya telanjang tanpa pernah menelanjanginya. Tuhan tahu Petrus orang berdosa, tapi Tuhan menghargai dan menghormatinya, bukan mempermalukannya.

Dalam Alkitab, angka 3 menggambarkan totalitas Ilahi. Pertanyaan dan jawaban Petrus, masing-masing sebanyak 3 kali, boleh jadi menggambarkan rencana Ilahi atas diri Petrus setelah melalui proses “jatuh-bangun” mengikuti Yesus.

Maka setelah Petrus menjawab pertanyaan, Yesus selalu menutupnya dengan ajakan kenabian, “Gembalakan domba-dombaku” (Yoh 21: 15, 16, 17). Tanggung jawab itu melekat dalam nama Petrus: menjadi batu karang yang kokoh bagi hidup gereja awal dan tegar menantang badai zaman hingga saat ini.

Petrus adalah manusia biasa yang berjuang, berproses menjadi orang beriman. Proses itu berlangsung dari “Simon menuju Petrus.” Dari yang asli, alamiah menuju yang Ilahi, yang dikuduskan Tuhan.

Kita mesti berproses menjadi manusia biasa yang sadar akan kerapuhan sehingga berani berjuang di tengah dunia dan menjangkau Tuhan. Tuhan mungkin terlampau jauh dalam pikiran dan iman kita yang terbatas.

Yang pasti, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Kitalah yang kadang “mengasingkan” Tuhan dan malah “mengasyikkan” diri ke tengah dunia. Tuhan kehilangan tempat dalam hidup.

Mari kita menjadi “batu karang” yang hidup. Membiarkan keaslian diri disucikan Tuhan. Agar diri kita, betapa pun rapuh, jadi titian Tuhan untuk menyegarkan dunia yang pengap ini.*

Simak juga video renungan harian katolik berikut:

Baca artikel-artikel renungan harian katolik lainnya DI SINI