Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Jumat 21 Mei 2021: Petrus
Petrus adalah tokoh besar dalam lintasan sejarah kekristenan. Ketokohan Petrus berproses sejak berjumpa dengan Yesus.
Renungan Harian Katolik, Jumat 21 Mei 2021: Petrus (Yoh 21:15-19)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Petrus adalah tokoh besar dalam lintasan sejarah kekristenan. Ketokohan Petrus berproses sejak berjumpa dengan Yesus. Dari Simon menjadi Petrus, yang artinya batu karang. Bahasa Aram: Kefas. Yesus yang memberi nama baru itu.
Petrus bukan seorang ahli taurat yang berpendidikan tinggi, bukan pemungut cukai yang ditakuti karena gemar memeras, bukan pegawai di kantor Herodes yang memiliki kekuasaan. Dia bukan apa-apa. Dia tidak berpendidikan tinggi. Dia hanya seorang nelayan sederhana Danau Galilea.
Petrus meninggalkan profesinya sebagai nelayan danau untuk mengikuti Yesus. Nelayan pada zaman itu adalah orang yang kasar, berantakan, keji, berpakaian lusuh, dan sering menggunakan bahasa vulgar.
Para nelayan dari abad pertama adalah laki-laki yang sangat jantan. Mereka penuh semangat dan memiliki emosi yang meledak-ledak. Kehidupan mereka adalah kehidupan yang kasar karena menangkap ikan merupakan pekerjaan yang sangat menuntut kekuatan fisik.
Mereka pasti agak takut dengan badai yang sengit dan hebat datang dengan cepat di danau Galilea. Badai sering mengejutkan nelayan dan bisa dengan mudah membalikkan kapal yang mereka gunakan setinggi 20 sampai 30 kaki. Kedekatan dengan alam danau membuat mereka membaca tanda-tanda: kapan ikan muncul dan kapan ikan tidak muncul.
Petrus adalah sosok yang selalu berkata-kata sebelum berpikir. Namun ketika Yesus mengatakan kepada Petrus dan Andreas, saudaranya, "ikutlah Aku", mereka langsung berjalan pergi dan meninggalkan semua yang mereka miliki tanpa berpikir panjang (Luk 5:1-9).
Saat itu mereka sedang membereskan jala di tepi danau Galiela. Fakta ini membuktikan bahwa mereka meninggalkan segala sesuatu: perahu nelayan, jaring ikan, alat pendayung dan semua perlengkapan perdagangan mereka.
Kita membayangkan hidup keluarga zaman itu yang sangat bergantung pada berapa ikan yang ditangkap di danau. Kadang mereka kembali ke rumah dengan tangan kosong.
Tentu saja, tidak banyak orang yang bersedia meninggalkan bisnis mereka sendiri untuk mengikuti “Seseorang” yang hanya meminta mereka untuk mengikuti-Nya tanpa mengenal-Nya secara mendalam. Sabda Kristus memiliki daya kekuatan yang mengikat hati manusia. Sabda Tuhan memiliki energi besar yang menaklukkan hasrat duniawi.
Catatan sejarah hidup Petrus ini minimal membantu kita memahami iman Petrus berproses dalam durasi waktu hidup bersama Yesus. Injil hari ini menginformasikan iman Petrus yang berproses “jatuh-bangun” itu. Yesus mengenal Petrus. Sosok yang kadang ceplas-ceplos, omong apa adanya, terkesan lugu tapi di baliknya tersimpan keberanian yang luar biasa.
Tiga kali Yesus bertanya, “Simon anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari mereka ini?” (Yoh 21:13, 16, 17).
Jawaban Petrus, “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau” (Yoh 21: 16).
Yesus memakai nama Simon, bukan Petrus. Yesus kembali kepada nama asli. Rupanya Tuhan ingin agar iman itu lebih asli, murni.