Deretan Senjata Mematikan Israel untuk Serang Jalur Gaza Palestina, Bidik 150 Titik Pertahanan Hamas

Deretan Senjata Mematikan Israel untuk Serang Jalur Gaza Palestina, Bidik 150 Titik Pertahanan Hamas

Editor: Hasyim Ashari
kompas.com
Pesawat F-35 Milik Israel. Deretan Senjata Mematikan Israel untuk Serang Jalur Gaza Palestina, Bidik 150 Titik Pertahanan Hamas 

"Mengecam meluasnya ketegangan dan kekerasan khususnya di Jalur Gaza yang menyebabkan seratusan korban jiwa warga sipil Palestina yang tak berdosa; berusaha semaksimal mungkin di semua lini mendukung Palestina termasuk di Committee on the Exercise of the Inalienable Rights of the Palestina," ujarnya.

Dia juga mengusulkan agar OKI dan GNB dapat segera melakukan pertemuan khusus untuk membahas situasi terkini terkait tindakan brutal Israel terhadap Palestina; meminta negara-negara Arab dan Islam memutuskan hubungan diplomatik atau perdagangan dengan Israel.

Kemdian menyerukan negara-negara Islam untuk membentuk front bersama melawan proyek normalisasi dengan Zionis; menyerukan kepada PBB dan OKI agar membentuk badan khusus rehabilitasi dan recovery Gaza dan Tepi Barat yang dibombardir Israel.

Kemudian mendesak agenda kemerdekaan bangsa Palestina harus segera dibicarakan di meja diplomasi internasional sesegera mungkin secara adil, terbuka, dan menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan kemanusiaan; hingga konsisten berjuang bersama Palestina hingga misi Palestina Merdeka terwujud.

Di sisi lain, Fadli mengapresiasi dan mendukung penuh pertemuan darurat yang digelar DK PBB dan OKI pada hari ini.

Politikus Gerindra itu sangat mengharapkan pertemuan tersebut dapat menghasilkan keputusan konkrit terutama untuk menyelamatkan nyawa warga Palestina dan menghidupkan kembali proses negoisasi.

Meski demikian, Fadli menilai kegagalan DK PBB dalam mengambil tindakan tegas terhadap Israel dapat menggerus kredibiltas institusi global antarpemerintah tersebut.

"Terkait hal itu, terdapat urgensi mendesak untuk memperkuat peran PBB termasuk agar PBB lebih demokratis dan independen serta berwibawa," jelasnya.

Perlu ditegaskan pula, kata Fadli, bahwa kutukan dan kecaman terhadap Israel selama lebih dari tujuh dekade terbukti tak membuat jera Israel.

Sebaliknya, Israel justru makin percaya diri bahwa dunia internasional tak akan melakukan tindakan konkrit apapun untuk melawan mereka.

Oleh karena itu, komunitas global harus mengambil langkah lebih nyata dan sungguh-sungguh untuk menghentikan arogansi Israel melalui segala cara

termasuk mempertimbangkan gagasan pengiriman penjaga perdamaian internasional ke zona konflik di bawah bendera PBB, menggagas ‘petisi internasional’ anti-Zionis Israel, dan mengefektifkan gerakan the Boycott, Divestment, and Sanctions (BDS) terhadap Israel.

Baca juga: Disebut Bakal Jadi Menteri, Fadli Zon Pesimis Dipilih Jokowi, Sebut Tukang Kritik Hingga Tahu Diri

Lebih lanjut, situasi mencemaskan terkini terkait kebiadaban Israel disebut Fadli sebagai momentum bagi PBB untuk menegakkan hukum-hukum internasional.

Antara lain Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 242 tahun 1967 yang meminta Israel menarik pasukan militernya dari kawasan yang telah diduduki sejak perang 1967, Resolusi DK PBB Nomor 298 tahun 1971 yang menyatakan bahwa semua upaya yang diambil Israel untuk mengubah status Yerusalem termasuk penyitaan lahan adalah illegal.

Dan Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 181 tahun 1947 yang menetapkan Yerusalem sebagai wilayah yang berada di bawah kewenangan internasional dan diberikan status hukum dan politik yang terpisah.

"Juga diperlukan untuk menggalang secara luas solidaritas dan dukungan, terutama politik, dari anggota parlemen sedunia untuk menjaga harapan pendirian Negara Palestina yang berdaulat, demokratis, dan layak," ujar Fadli.

"Dan mendesak realisasi rekonsiliasi dan persatuan bangsa Palestina dalam mengupayakan hak-hak dasar mereka," ujarnya.

Berita terkait konflik Palestina dan Israel

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Senjata-senjata yang Dipakai Israel Gempur Jalur Gaza"

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved