Seleksi pegawa KPK

Prestasinya Dihargai Jokowi,Direktur KPK Sujanarko Jatuh karena Tak Lolos TWK Rancangan Firli Bahuri

Prestasinya dihargai Jokowi,Direktur KPK Sujanarko jatuh karena tak lolos TWK rancangan Firli Bahuri

Editor: Adiana Ahmad
Kontributor Malang, Andi Hartik
Prestasinya Dihargai Jokowi,Direktur KPK Sujanarko Jatuh karena Tak Lolos TWK Rancangan Firli Bahuri 

Sujanarko juga pernah menjadi pejabat di sebuah BUMN, PT Boma Bisma Indra, yang bergerak di bidang jasa permesinan, manufaktur, pengecoran, pembangunan pabrik gula, dan pabrik minyak kelapa sawit.

Dari sisi pendidikan, Sujanarko menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Ngunut di Tulungagung (lulus 1973).

Setelah itu, ia melanjutkan ke SMPN Ngunut di Tulungagung (lulus 1976) dan SMPPN Tulungagung di Tulungagung (lulus 1980).

Baca juga: PBNU Desak Komnas HAM dan Komnas Perempuan Usut Proses Seleksi Pegawai KPK,Ini Dugaan Pelanggarannya

Baca juga: Kritik Keras PBNU Soal TWK Pegawai KPK, Sebut Menjijikkan dan Langgar HAM, Desak Jokowi Batalkan

Ia kemudian menempuh S1 jurusan Elektro di Universitas Brawijaya Malang (lulus 1988) dam S2 jurusan elektro di Tokai University Jepang (lulus 1996).

Sujanarko Tantang 4 Pimpinan KPK Pakai Hati Nurani Ungkap Keanehan TWK

Direktur PJKAKI KPK, Sujanarko, mengungkap keanehan soal asesmen TWK yang dilaksanakan sebagai alih status pegawai KPK menjadi ASN.

Ia mengatakan, sejak awal alih status dibahas, asesmen tidak digunakan untuk proses seleksi.

"Setiap sosialisasi kepegawaian bahkan di rapat dengan struktural asesmen itu digunakan untuk mapping."

"Kedua rapat-rapat selama terkait rencana pembuatan Peraturan KPK tentang asesmen, itu tidak ada unsur asesmen yang digunakan untuk nonaktif," ujar Koko saat berbicara di kanal YouTube Haris Azhar, dikutip Rabu (12/5/2021).

Ia pun menilai hal tersebut aneh.

Lantaran, kata Sujanarko, sejumlah pemangku kepentingan, mulai Presiden, Menteri, hingga Mahkamah Konstitusi, setuju proses alih status pegawai KPK menjadi ASN dilakukan tanpa asesmen.

"Semua stakeholders itu rela, setuju tidak perlu ada asesmen, semua dari pegawai KPK menjadi ASN."

"Lah kok aneh organisasi yang diberi fasilitasi seluruh stakeholder dengan mudah dipindahkan ke ASN, kira-kira kok justru punya niat untuk menghentikan yang 75 orang," bebernya.

Sujanarko pun menduga TWK sengaja menjadi upaya untuk menyingkirkan tertentu di internal KPK.

Ia pun menantang empat pimpinan KPK selain Firli Bahuri, yakni Alexander Marwata, Nurul Gufron, Nawawi Pomolango, dan Lili Pintauli Siregar, untuk menonjolkan hati nurani.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved