2 Tahun Mangkrak, Gubernur Viktor Ingin "Sulap" Kawasan NTT Fair Jadi Pusat Biosecurity NTT
proyek gagal setelah pihak pelaksana pembangunan tidak dapat menyelesaikan pengerjaan seluruh konstruksi sampai dengan batas waktu proyek.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Rosalina Woso
Rancangan awal Monumen FRP dibangun dengan konstruksi gedung dua lantai seluas 1.690 meter persegi. Monumen itu dilengkapi lift dan tangga darurat menuju menara.
Desain awal Monumen Pancasila yang mulai dibangun dengan peletakan batu pertama pada 18 Mei 2018 itu akan dilengkapi teras, galeri Bhineka Tunggal Ika, teater, ruang informasi, ramp, ruang tunggu dan toilet untuk lantai satu. Sementara untuk lantai dua seluas 700 meter persegi dirancang untuk digunakan sebagai gallery Pancasila dan ramp.
Saat meninjau lantai dua bangunan monumen itu, Gubernur asal Semau itu bahkan menyebut keinginannya memanfaatkan monumen yang dibangun dengan anggaran Rp 28 miliar itu menjadi restoran berkelas yang menyajikan pemandangan indah ke teluk Kupang dan Pulau Semau.
Karena itu, saat meninjau Monumen Pancasila pada Senin, 10 Mei 2021 pagi, Gubernur Viktor Laiskodat menginstruksikan jajaran untuk memastikan hal itu.
Kepada Kepala Dinas PUPR NTT Maksi Nenabu, Gubernur Viktor Laiskodat meminta agar segera menyelesaikan proses perbaikan kerusakan pada beberapa bagian bangunan itu pasca bencana Siklon Seroja April 2021 lalu. Gubernur VIKTOR Laiskodat juga meminta pihak PUPR untuk meredesain dan menghitung ulang biaya renovasinya.
Menurut Gubernur Laiskodat, pengelolaannya akan diserahkan kepada pihak swasta setelah penyelesaian pekerjaan renovasi.
Pekerjaan Monumen Pancasila telah rampung dan diserahterimakan oleh PT Erom selaku kontraktor kepada Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas PUPR pada 16 Maret 2021 lalu.
Beberapa bagian bangunan monumen itu mengalami kerusakan cukup parah setelah diterjang Badai Siklon Tropis Seroja pada 4 April 2021 lalu. Meski masih masuk dalam masa perawatan pihak ketiga, namun kerusakan akibat bencana akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi NTT.
Kepala Dinas PUPR NTT Maksi Nenabu menyebut biaya perbaikan kerusakan akibat bencana berkisar Rp 800 juta.
Saat kunjungan ke Monumen Pancasila, Gubernur Viktor Laiskodat tampak didampingi pejabat Pemprov NTT diantaranya staf ahli Ima Blegur dan Anwar Pua Geno, Kepala Dinas PUPR Maksi Nenabu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu Pintu NTT Marsuanus Jawa serta Bupati Kupang Korinus Masneno.
Gubernur Viktor Laiskodat dan rombongan tiba di lokasi Monumen Pancasila sekira pukul 10.15 Wita setelah terlebih dahulu meninjau Gedung NTT Fair di Kelurahan Lasiana Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang sekira pukul 09.00 Wita.
Banguan NTT Fair di Lasiana dan Monumen Pancasila di Nitneo merupakan dua proyek bermasalah pada masa pemerintahan sebelumnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong )