Ramadan 2021
Mutiara Ramadan: Ramadan Sebagai Sarana Pembentukan Manusia yang Berakhlakul Karimah
Mutiara Ramadan: Ramadan Sebagai Sarana Pembentukan Manusia yang Berakhlakul Karimah
Mutiara Ramadan: Ramadan Sebagai Sarana Pembentukan Manusia yang Berakhlakul Karimah
Oleh: Syarifuddin Darajad, Dekan FISIP Universitas Muhammadiyah Kupang
POS-KUPANG.COM - Di momentum bulan Ramadan ini semua kaum muslimin berlomba-lomba (Berfastabiqul Khairat) untuk menjadi manusia terbaik.
Hal ini dapat kita lihat dari fenomena umat Islam dalam menjalankan puasa, Taddarus Al-Qur'an, sholat fardu dan sholat taraweh (Qiyamul Lain), menjaga lisan dari kata-kata kotor, serta berlomba-lomba dalam mengeluarkan Zakat, Infaq dan sadaqah, semata-mata niat karena Allah SWT.
Sedangkan pada sisi lain, untuk menjadi manusia terbaik, maka di bulan Ramadan ini sebagian besar umat Islam berlomba-lomba melakukan kajian keilmuan, khususnya dibidang keagamaan baik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok.
Kajian ini dilakukan melalui wadah majelis-majelis taklim, masjid-masjid maupun instansi baik istansi pemerintah maupun instansi swasta.
Baca juga: Renungan Harian Katolik, Selasa 11 Mei 2021: DIA JANJIKAN PENGHIBUR
Baca juga: Ini Permintaan Kapolres Manggarai Timur Saat Pantau Pos Penyekatan Mudik di Waelengga
Momen kajian ini dilakukan demi memperkuat keyakinan dalam beribadah baik yang bersifat bersifat ibadah Magdoh maupun ibadah Ghairu Magdoh dalam bentuk muamalah.
Hal yang dilakukan oleh kaum muslimin di atas adalah untuk menjadikan mereka manusia terbaik disisi Allah dengan mengikuti suri tauladan Rasulullah Muhammad SAW. Firman Allah dalam Al-Qur'an menegaskan bahwa: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah (QS. AlAhzab:21).
Rasulullah SAW Juga menjelaskan dalam Hadistnya bahwa: "Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat tinggalnya denganku pada hari kiamat adalah yang paling mulia akhlaknya" (HR. Tirmidzi, shahih).
Baca juga: Jalan Taebenu di Oebufu Kota Kupang Rusak Berat
Baca juga: Covid-19 dan Pengendalian Diri
Pada sisi lain dalam sebuah Hadits dari At-Tirmidzi menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya oleh para sahabat tentang manusia terbaik yaitu:, "Siapa manusia terbaik?" Beliau menjawab, "Orang yang panjang usianya dan baik amalnya." Beliau kembali ditanya, "Lalu siapa manusia terburuk?" Jawab Rasul, "Orang yang panjang usianya tetapi jelek amalnya." (HR At-Tirmidzi).
Dengan demikan maka untuk menjadi manusia terbaik, setiap individu harus meneguhkan keimanan dalam mengerjakan amal soleh, di bulan suci Ramadan.
Menurut jumhur para ulama bulan Ramadhan terbagi kedalam 10 hari dia awal bulan Ramadhan yang dikenal dengan hari-hari penuh rahmah atau kasih sayang, 10 hari dipertengahan Ramadan yang dikenal dengan hari-hari penuh magfirah atau pengampunan, dan 10 hari terakhir di bulan Ramadan yang dikenal dengan hari-hari qotlan minannar atau hari pembebasan dari api neraka.
Manusia terbaik adalah mereka yang mampu melewati hari-hari tersebut dengan selalu memperbanyak ibadah penuhh keikhlasanan kepada Allah SWT.
Ada empat aspek penting dari aktifitas ibadah yang dilakukan oleh umat di bulan Ramadhan, yang kemudian berdampak besar secara sosiologi maupun psikologis menuju nilai kebaikan manusia yang berakhlakul Qarimah, yaitu: Aspek pertama, yaitu puasa di bulan Ramadan, pada hakekatnya adalah umat islam dididik agar dapat menjaga dan mengendalikan diri terhadap perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT, menjaga makan-minum, hubungan sosial intim suami istri dan menjaga hubungan sosial dari pandangan dari terbit fajar sampai dengan terbenam matahari selama bulan Ramadhan merupakan proses seleksi untuk mencapai manusia terbaik yang berakhlakul karima dimata Allah SWT, maupun mata manusia secara sosial.
Pada Aspek kedua, dengan mentalilkan qur'an di bulan Ramadhan, telah mendorong umat islam untuk dapat memahami dan menguasai isi kandungan Al-Qur'an sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan diberbagai aspek kehidupan, serta memperlancar bacaan Al-Qur'an sebagai sebagai sarana utama dalam beribadah kepada Allah SWT, baik ibadah magdoh yang meliputi ibadah zikir, Sholat, Zakat, puasa dan ibadah Haji, serta ibadah ghairu magdoh dalam upaya mengembangan ilmu pengetahuan pada segala bidang, dan juga sekaligus Menjawab Sunah Nabi Muhammad SAW Bahwa: "Khairukum Man Ta'allamal Qur'ana Wa'allama" artinya" Sebaik-baiknya Manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya (HR.Buhari).
Sedangkan pada ketiga, aspek dari menjaga lisan memberikan pahala yang besar disisi Allah. bahwa bulan Ramadhan menjadi pendorong bagi umat Islam untuk menjaga lisannya dengan memperbanyak berzikir kepada Allah, selalu berkata yang benar (Qaulan Syadidah), serta menjauhkan lisan dari perkataan yang tidak baik dan kurang bermanfaat, dalam bentuk sindirannya, gibahnya dan fitnahnya yang dapat melukai dan memberikan kemudaratan kepada dirinya dan orang lain serta dapat menimbulkan perbecahan dikalangan kaum muslimin sendiri, maupun pada kehidupan berbangsa dan berNegara.
Dan pada aspek keempat, adalah menafkahkan sebahagian dari riskih. Dimana momentum bulan Ramadhan telah mendorong kepekaan umat Islam merasakan kesusahan orang lain, dengan mengeluarkan Zakat, Infaq dan sodakah kepada fakir miskin anak yatim semata-mata mengharapkan rahmat dan magfirah dari Allah SWT.
Sekaligus menjawab Sunnah Nabi Muhammad SAW bahwa "Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain (HR.Muslim) Dan Surga sangat merindukan orang-orang yang ikhlas memberikan kepada yang kelaparan serta iklash membantu mereka orang-orang yang kesusahan. (HR.Abu Daud).
Karena itu di momentum Ramadhan ini mari kita jadikan diri kita menjadi manusia terbaik dan berakhlakul karimah, dengan selalu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang diharamkan oleh Allah, selalu mensyukuri atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita, selalu menjaga hubungan baik dengan tetangga, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dan tidak telalu banyak tertawa terhadap musibah dan kesusahan orang lain,sehingga bisa mematikan hati Kita.
Semoga apa yang kita lakukan ini diridhoi oleh Allah SWT, dan berdampak terhadap kemajuan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai. Amiin. *