Dapat Dukungan Psikososial, Unipa Indonesia dan WVI Dampingi Anak-anak Korban Bencana Adonara
Pendampingan bagi anak-anak korban bencana ini telah dimulai dengan mengirim 12 relawan dari Unipa Indonesia.
Penulis: Aris Ninu | Editor: Rosalina Woso

Dapat Dukungan Psikososial, Unipa Indonesia dan WVI Dampingi Anak-anak Korban Bencana Adonara
POS-KUPANG.COM | MAUMERE---Universitas Nusa Nipa (Unipa) Indonesia bekerjasama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) melakukan pendampingan bagi anak-anak korban bencana badai seroja.
Pendampingan ini bertujuan memberikan dukungan kepada anak-anak agar mendapat kekuatan psikososial agar bisa pulih dari trauma bencana yang dialami dengan memberikan bekal pengetahuan. Pendampingan bagi anak-anak korban bencana ini telah dimulai dengan mengirim 12 relawan dari Unipa Indonesia.
Kepala Program Studi Psikologi Unipa Indonesia, Maria N Nancy dalam keterangan kepada POS-KUPANG.COM di Maumere, Minggu 9 Mei 2021 siang menyebutkan, berdasarkan hasil asesmen.
yang dilakukan, ditemui beberapa anak mengalami trauma ringan setelah rumah mereka hanyut dan anggotakeluarganya meninggal. Ditemukan pula anak-anak yang mengalami gangguan perilaku dan emosi.
Hal ini diduga merupakan akibat dari masalah sosial seperti penelantaran, kekerasan dan pola pengasuhan yang salah sebelum bencana terjadi dan ditambah dengan pasca bencana kemarin.
Baca juga: Bank Indonesia Seleksi Beasiswa Bagi Mahasiwa Unipa Indonesia, Rektor Sampaikan Terima Kasih
"Banyak anak yang diasuh oleh nenek atau orangtua tunggal karena banyaknya orangtua yang merantau ke luar kota atau ke luar negeri. Pada beberapa kasus, salah satu orangtua menikah lagi dengan cara adat. Akibatnya, banyak anak kurang mendapat kasih sayang dari orangtua, tingkat pendidikan anak rendah, terjadi kasus seks pranikah, hingga tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga," ujar Nancy.

Operation Team Leader SINCERE (Seroja Indonesia NTT Cyclone Emergency Response) WVI area Folres Timur, Sabu dan Rote, Berwaddin I Simbolon, menyebutkan, kegiatan dukungan psikososial dilakukan lewat pengembangan Ruang Sahabat Anak di Pulau Adonara yang berada di Desa Nobo dan Desa elelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Flores Timur.
Kegiatan ini direncanakan berlangsung selama total 14 hari termasuk 3 hari assessment di awal.
Baca juga: Peduli Bencana Alam, BEM FIKES Unipa Indonesia Salurkan Bantuan
“Selain membantu anak pulih dari trauma paska bencana melalui dukungan psikologis awal (DPA), dukungan psikososial ini juga membekali anak dengan keterampilan emosi, pengetahuan tentang bencana hingga pendidikan reproduksi dan bagaimana mengenali dan menghindari terjadinya kekerasan seksual. Hasil kajian juga menunjukkan bahwa orang dewasa yang menjadi penyintas juga membutuhkan peningkatan kapasitas baik untuk pengasuhan maupun informasi kesehatan,” kata Berwaddin.

Selain anak-anak, dukungan psikososial juga diberikan untuk remaja dan orangtua. Pendekatan kepada orangtua maupun pengasuh harus dilakukan agar mereka dapat melakukan tindak lanjut ke depan untuk pemulihan kondisi psikologis anak-anak.
Sebelumnya, lebih dari 150 relawan telah mendapat pembekalan pelatihan psikososial dari Wahana visi Indonesia bekerja sama dengan Himpunan Psikologi (HIMPSI) NTT, tim relawan psikologi UNIPA dan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT).
Pelatihan diikuti oleh relawan yang berasal dari LSM lokal (IRGSC, JPIT), tim relawan psikologi, tokoh agama, dinas di kabupaten, serta guru dan pendamping forum anak untuk memberikan dukungan psikososial bagi para penyintas bencana di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Sumba Timur, Alor, Timor Tengah Selatan dan Flores Timur.

Wahana Visi Indonesia adalah organisasi kemanusiaan Kristen yang hadir melayani dan berkolaborasi dalam pemberdayaan anak, keluarga dan masyarakat yang paling rentan melalui pendekatan pengembangan masyarakat, advokasi dan tanggap bencana untuk membawa perubahan yang berkesinambungan tanpa membedakan agama, ras, suku, dan gender.
Sejak tahun 1998, Yayasan Wahana Visi Indonesia telah menjalankan program pengembangan masyarakat yang berfokus pada anak. Ratusan ribu anak di Indonesia telah merasakan manfaat program pendampingan. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu)