Ramadan 2021
Simak Info Soal Ketersediaan dan Harga Bahan Pokok di NTT Menjelang Lebaran, Ini Datanya
Simak Info Soal Ketersediaan dan Harga Bahan Pokok di NTT Menjelang Lebaran, Ini Datanya
Simak Info Soal Ketersediaan dan Harga Bahan Pokok di NTT Menjelang Lebaran, Ini Datanya
Laporan wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | KUPANG --- Ketersediaan dan harga bahan pokok dinyatakan stabil menjelang hari raya idul Fitri 2021. Pemerintah Provinsi NTT melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga menyatakan tidak ada instabilitas menjelang lebaran tahun ini.
"Pada umumnya harga dan pasokan relatif stabil. Kesimpulan akhir bahwa tidak ada instabilitas menjelang lebaran kali ini," tegas Kepala Biro Ekonomi dan Kerjasama Setda NTT, Lerry Rupidara kepada wartawan terkait hasil operasi pasar dan sidak yang dilakukan TPID NTT pada Jumat, 7 Mei 2021.
Lerry menyebut, berdasarkan hasil operasi dan sidak yang berlangsung di sejumlah tempat pada Jumat pagi, sembako dan beberapa bahan makanan yang sering memicu inflasi tidak mengalami kenaikan harga di pasaran. Demikian pula bahan tersebut tidak mengalami kelangkaan akibat penimbunan.
"Beras dan bahan pokok stabil. Demikian juga BBM," demikian sebut Lerry.
Lerry menyebut, tidak ada potensi inflasi yang terjadi menjelang lebaran. Hal tersebut karena jaminan ketersediaan bahan pokok hingga 4 bulan mendatang baik yang berada di pemerintah seperti Bulog maupun di pihak swasta seperti para distributor.
Terkait upaya mengendalikan inflasi, menurut dia, perlu ada komunikasi dan kampanye yang komprehensif terkait gaya hidup ekonomi masyarakat. Menurut dia, harus ada perbaikan lifestyle ekonomi.
"Kita juga harus komunikasi dan kampanye agar terjadi perbaikan economic lifestyle. Gaya hidup ekonomi harus berubah bahwa hari raya tidak identik dengan makan minum saja. Lebaran atau natal dan tahun baru juga demikian," ungkap Lerry.
Menurut dia, pilihan tersebut harus menjadi gaya hidup alternatif sehingga tidak terjadi rush terhadap pasar ketika menjelang hari raya.
"Kampanye orang NTT harus mencintai dan mengkonsumsi ikan, kelor dan lainnya yang merupakan bahan lokal sehingga tidak terjadi ketakutan luar biasa dan penyerbuan komoditi," kata dia.
Operasi pasar dan sidak yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyasar pasar dan distributor bahan kebutuhan pokok serta pintu masuk baik pelabuhan udara maupun laut.
Kegiatan yang dimulai pukul 07.00 Wita diikuti oleh anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah NTT dengan pembagian tiga kelompok kerja. Kelompok pertama melakukan sidak ke Bandara El Tari dan Pasar Oebobo Kota Kupang, kelompok kedua melakukan sidak ke Pasar Kasih Naikoten, Pasar Oeba dan Distributor Panca Sakti Kelapa Lima serta kelompok ketiga melakukan sidak ke Gudang Bulog Alak, distributor Sembako di Alak serta Pelabuhan Tenau Kupang.
Baca juga: Di Kabupaten Ngada, Pelaksanaan Sholat Idul Fitri 1442 H di Bajawa Ini Tiga Titik Lokasinya
Kabag Administrasi Pembangunan Biro Ekonomi dan kerjasama Setda NTT, Aleks B. Koroh menambahkan, stok beras di Bulog Divre NTT aman hingga 4 bulan mendatang. Selain itu, minyak goreng dan gula pasir juga tersedia dengan sirkulasi yang sehat.
Ketersediaan bahan pokok, jelas dia, sebanyak 15 persen berada di Gudang Bulog dan sisanya berada di sektor swasta.
"Sebanyak 15 persen ketersediaan itu ada di Bulog tapi 85 persen ada di sektor swasta. Tapi secara umum kebutuhan hingga 2-4 bulan kedepan tidak ada masalah," tambah dia.
Satu bahan yang mengalami kenaikan hanya telur ayam lokal. Namun demikian, menurut dia kenaikan harga telur ayam lokal tersebut tidak signifikan karena telur dari luar daerah harganya terbilang normal.
High Level Meeting TPID NTT
Sementara itu, Lerry juga memberi catatan untuk High Level Meeting TPID NTT yang dilaksanakan usai kegiatan operasi pasar dan sidak.
Menurut dia, 4 poin yang menjadi catatan bersama TPID NTT menjelang lebaran adalah memastikan ketersediaan pasokan, memastikan kelancaran distribusi yang tidak berbelit sehingga tidak membebani dengan biaya tambahan, keterjangkauan harga yang dipastikan dengan fungsi regulasi yang tegas dan komunikasi efektif antara semua elemen ekonomi dalam TPID
Lerry bahkan mengajukan untuk menambah komponen dalam TPID agar kontrol dan pengawasan terhadap aktivitas ekonomi lebih komprehensif dan berkualitas.
Baca juga: Peniadaan Mudik di NTT, Operator Transportasi Wajib Lengkapi Perjalanan Surat Perintah Keterangan
"Bila perlu komponen TPID kita tambah, bukan hanya perbankan, Bulog dan Pertamina serta Pelabuhan dan Bandara, tapi yang lain, mungkin Pegadaian atau Telkom serta pihak regulator seperti Kadin dan HIPMI," kata dia.
Hal tersebut, kata dia dapat meningkatkan kualitas TPID NTT.
Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi Setda NTT, Semuel Rebo menyoroti komunikasi efektif dalam komponen TPID NTT. Menurut dia, komunikasi sangat diperlukan untuk saling memberi informasi antar komponen dalam TPID sehingga ada kesepahaman dan kesamaan persepsi terhadap persoalan persoalan ekonomi di daerah.
Ia mencontohkan, selama ini ada hal yang luput dari perhatian pemerintah karena komunikasi yang tidak efektif.
"Contohnya cost transportasi logistik ke NTT harusnya sewajar mungkin. Masa cost ke Papua lebih murah daripada ke NTT. Hal ini aneh tapi luput dari perhatian pemerintah," ungkap dia.
Karena itu, jelas dia, kewajiban pemerintah adalah mencari solusi untuk setiap hal yang menghambat pembangunan ekonomi di daerah.
Selain itu, Samuel Rebo juga menginginkan agar ada pertemuan pertemuan dalam skala yang lebih mikro di level TPID NTT. Hal itu harus dibuat untuk menjembatani dan menangani persoalan persoalan yang dihadapi pada tataran implementasi.
"Selain High Level Meeting, harus ada pertemuan dalam skala yang lebih mikro tapi fokus pada hal tertentu yang dihadapi secara mikro sehingga dapat ditangani dengan baik," pungkas dia. (hh)
