Pentolan KKB Ungkap Kisah Sedih, Awalnya Dijebak Janji Manis, Hingga Tak Tahan Menyaksikan Penyksaan

Satu persatu pentolan KKB kini mulai kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Mereka mengungkapkan bahwa awal bergabung ke KKB karena janji-janji manis.

Editor: Frans Krowin
Facebook The TPNPB News
KKB Papua Terus Tebar Teror 

POS-KUPANG.COM -- Satu persatu pentolan KKB kini mulai kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Mereka mengungkapkan bahwa awal bergabung ke KKB karena janji-janji manis.

Kisah tentang keputusannya untuk kembali ke NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sesungguhnya berawal dari rasa hati yang tak kuat menyaksikan kekejaman KKB.

"Kami tidak kuat menyaksikan kekejaman KKB. Mereka melakukan penyiksaan di luar batas kemanusiaan," ungkap anggota KKB tentang kesaksian mereka saat menjadi anggota kelompok kriminal bersenjata di Papua.

Penyiksaan KKB itu, disebutkan bahwa bukan hanya bagi warga pendatang, tetapi juga sesama warga yang merupakan penduduk asli Papua.

"Sehari-hari kami menjerit menyaksikan tindakan tanpa perikemanusiaan itu." 

Mengenai kisah mereka bergabung ke KKB, diceritakan bahwa awalnya mereka dijanjikan macam-macam. Namun setelah bergabung, para senior KKB justeru melakukan tindakan yang tidak pada tempatnya.

Mereka melakukan penyiksaan kejam hingga tak canggung-canggung menghabisi nyawa warga.

Para anggota KKB itu, ada yang telah lama bergabung, ada juga yang baru direkrut.

Awalnya anggota KKB dijanjikan makan yang cukup, punya uang yang cukup, juga selalu mendapatkan rokok.

Tapi kenyataannya, kehidupan mereka malah  sangat sulit. Mereka serba susah karena selalu bergerilya di hutan-hutan.

Atas keluguan para anggota itulah mereka mudah dimanfaatkan para pelaku separatis yang memiliki banyak kepentingan dalam konflik antara Papua dan Indonesia itu.

Selama ini para pentolan KKB itu tutup mata atas kekejian para KKB tersebut. Mereka hanya bisa menjerit menyaksikan kekejaman tersebut.

Di tengah suasana hati yang gamang itulah datang Tim Gabungan TNI Polri, serta anggota intelkam yang mendatangi beberapa kelompok yang terafiliasi dalam KKB Papua.

Setelah melakukan berbagai pendekatan, akhirnya upaya Satgas Gabungan TNI Polri tersebut membuahkan hasil.

Baca juga: TNI Siapkan 400 Personil Pasukan Setan Yovif 315/Garuda Hancurkan KKB Papua yang Jadi Teroris

Baca juga: Heboh Mantan Panglima TNI Ini Bocorkan Pasukan Setan Pembasmi KKB Papua Ganas Tapi Tak Ampuh, Siapa?

Salah satu hasil yang dicapai, yakni dua pentolan berpengaruh dalam KKB Papua turun gunung dan secara senang hati kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Mereka bukan hendak memerangi TNI Polri, tetapi kembali ke pangkuan NKRI.

Maka kisah dan pengakuan para pentolan KKB Papua turun gunung akan sangat menarik untuk disimak.

Bukti tidak semua orang Papua itu ingin merdeka, tetapi pada umumnya mereka bergabung karena terbawa permainan politik kelompok tertentu yang memanfaatkan keluguan mereka dengan kedok berjuang merebut kemerdekaan Papua.

Bukti Kejahatan KKB Papua

Fakta baru meski banyak yang membantah, bahkan beberapa aktivitas HAM menuding Indonesia bisa melakukan pelanggaran HAM.

Namun pernyataan itu dimentahkan beberapa fakta baru seputar tindakan KKB Papua.

Hal itu terbukt dengan beberapa kejahatan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) dinilai sudah dikenal sejak lama.

Diantaranya, dari membunuh guru, membantai warga, hingga membakar sekolah tempat anak-anak Papua belajar merajut masa depan, sudah lama menjadi berita.

"Ibaratnya sebuah keluarga, para pimpinan teroris Papua itu tak lebih dari jenis orang yang tega menipu anggota keluarga sendiri,” kata Ketua Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI), Nurkhasanah, Jumat 7 Mei 2021.

Nurkhasanah menunjuk kisah Tenius Tebuni, seorang eks anggota teroris KKB yang bertahun-tahun mengikuti kelompok teror itu melakukan petualangan kriminalnya meneror warga Papua.

Kembali ke Pelukan Ibu Pertiwi

Untunglah, kata Nurkhasanah, Tenius Tebuni yang menjadi anggota Teroris KKB dari kelompok Rambo Lokbere pimpinan Egianus Kogoya itu akhirnya sadar.

Tebuni kini kembali ke pangkuan NKRI dan menyatakan tobat.

“Dia bilang, selama bertahun-tahun menyaksikan kekejaman kelompoknya,"

"Hatinya menjerit tiap kali menyaksikan penyiksaan dan kekejian yang dilakukan kelompoknya terhadap warga."

"Bukan hanya warga Papua yang berasal dari pendatang, tapi juga warga asli," kata dia.

Menurutnya, orang-orang asli Papua yang direkrut teroris KKB seperti Tenius Tebuni, bukan jenis orang yang punya kehendak macam-macam.

Mereka orang-orang sederhana yang urusannya pun tak lebih dari hal-hal primer semata.

Ilustrasi KKB Papua
Ilustrasi KKB Papua (via intisari.grid.id)

Dijanjikan Uang Makan, Rokok dan Uang

“Tenius bilang, mereka direkrut teroris KKB dengan janji cukup makan, rokok dan uang,” tutur dia.

Tetapi dalam prakteknya, janji hanyalah janji dan tidak pernah terwujud.

“Namun seiring berjalannya waktu, janji tersebut tak satu pun pernah terwujud,," jelas Nurkhasanah.

Dia berharap, akan lebih banyak lagi Tebuni-Tebuni lain yang sadar bahwa apa yang mereka lakukan hanya menggapai fatamorgana sembari terus menumpuk dosa.

Baca juga: Anggota TNI Pangkat Brigjen Gugur Dihujani Tembakan KKB Papua, Ini Pengorbanan Brigjen I Gusti Putu

Baca juga: Siapakah Sabinus Waker? Pria Ini Disebut- sebut Punya Power di KKB Papua & Rekrut Anak Putus Sekolah

Banyak yang Sadar

Sejatinya memang kian banyak anggota KKB yang sadar dan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Pada hari Selasa 5 Mei 2021 lalu, misalnya.

Menurut berita yang dibagikan Instagram resmi Divisi Humas Polri, sekelompok eks kombatan KKB yang dikepalai Gubernur Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) Alex Hamberi beserta 17 orang anggota kelompoknya kembali memeluk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Turun Gunung

Alex turun gunung membawa anggotanya ke Kampung Sima, Distrik Your, Kabupaten Nabire, Papua, untuk menandatangani pernyataan sikap ikrar setia ke NKRI.

Selain orang-orang tersebut, lima anggota lainnya berhalangan hadir, namun mengikuti langkah rekan-rekan mereka untuk kembali ke pangkuan NKRI.

Nurkhasanah mengatakan, penyerahan diri sejumlah anggota NRFPB itu tak lepas dari usaha Satgas Nemangkawi dan Satuan Intelkam Polres Nabire yang tak jemu mendekati dan penggalangan.

Dengan begitu, lama-lama kelompok tersebut dengan sepenuh hati dan tanpa tekanan maupun paksaan menyatakan berhenti dari petualangan mereka, keluar dari aktivitas terror kelompok teroris KKB Papua.

“Jadi wajar bila AMMI menyatakan penghargaan dan rasa hormat untuk semua kiprah kebaikan yang terus berkesinambungan dilakukan aparat Polri dan TNI di Papua."

"Mereka itu orang-orang khusus dengan hati tulus, karena mampu bertahan untuk memberi kebaikan sekali pun di dalam negeri kurang diapresiasi."

Baca juga: Prajurit TNI Berkhianat, Pilih Gabung KKB Papua Lalu Serang Kembali TNI, Rahasia Diungkap Sosok Ini

Baca juga: Kebiadaban KKB Papua Terulang, Kali ini Bakar 3 Sekolah, 2 Guru yang Tewas Dibunuhpun Disandera

Data Tindak Kekejaman

Menurut data yang diumumkan oleh Menko Polhukam Mahfud MD, bahwa sudah ada 95 orang yang harus kehilangan nyawa akibat aksi-aksi kekerasan KKB Papua.

Bahkan, Lebih menyedihakan lagi, dalam data tersebut terungkap bahwa lebih dari setengah dari jumlah korban tersebut adalah warga sipil yang tak berdosa.

Adapunya, rinciannya yakni, 59 warga sipil, 27 prajurit TNI, dan 9 personel Polri.

"Seluruhnya 95 orang, itu dengan tindakan yang sangat brutal," ujar Mahfud dalam rekaman suara yang dirilis Kemenko Polhukam, Senin (3/5/2021), seperti dikutip dari kompas.com.

Selanjutnya, selain korban jiwa, data yang dipaparkan oleh Mahfud MD juga menunjukkan bahwa jumlah korban luka sudah lebih dari 100 orang. (Tribun-Medan.com)

Berita Terkait Lainnya Ada Di Sini

(*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved