Kronologis Jet Tempur TNI AU Hampir Tembak Jatuh F 18 Hornet Australia di Langit Timor

Bukan itu saja, anggota TNI juga tidak pernah minder mengoperasikan alutsista tua meski harus berhadap dengan lawan yang memiliki senjata canggih

Editor: Alfred Dama
kompas.com
Kronologis Jet Tempur TNI AU Hampir Tembak Jatuh F 18 Hornet Australia di Langit Timor 

Henri mengenang ketika ia menerbangkan A-4 Skyhawk , jet serang subsonik generasi sebelumnya yang juga pernah digunakan dalam operasi anti-gerilya di Timor Leste.

“Itu adalah hari-hari Top Gun dan saya terbang dengan A-4, tidak mau kalah dengan F-16,” kenang Henri.

"Film Top Gun memengaruhi saya sebagai pilot tempur dan membuat saya bangga."

Jet F-16 saat ini adalah pesawat tempur udara-ke-udara paling mumpuni di Angkatan Udara Indonesia, tetapi pada tahun 1999, Henri telah ditempatkan di sebuah unit yang menerbangkan British Aerospace Hawk.

Hawk yang gesit dirancang sebagai jet latih, selain itu juga digunakan sebagai pesawat tempur ringan, dan diterbangkan oleh Indonesia dalam versi kursi tunggal dan dua kursi.

Pemindahan Hawks ke Indonesia sendiri merupakan sumber kontroversi besar di Inggris.

Para kritikus menyuarakan keprihatinan mereka bahwa jet-jet itu digunakan dalam peran tempur, meskipun pemerintah Inggris secara informal menjamin bahwa pesawat itu tidak akan digunakan untuk melawan orang Timor.

Meningkatkan kesiapan Angkatan Udara Indonesia untuk menanggapi situasi tegang di Timor Timur sejak September 1999, Kapten Henri dikerahkan ke Pangkalan Udara Kupang, di Timor Barat.

Pada saat itu, Henri menjelaskan, pangkalan itu menjadi tempat rotasi tiga jet Hawk selama dua minggu dan pilot diperintahkan untuk menembak jatuh pesawat tidak sah yang memasuki wilayah udara Indonesia.

Empat hari setelah tiba di Kupang, pada 16 September, Henri mengatakan dia ditugaskan dengan misi patroli udara tempur (CAP) rutin.

Pemimpin penerbangan untuk serangan mendadak itu adalah Kapten Azhar "Gundala" Aditama dengan nomor seri TT-1207 Hawk Mk 209 satu kursi.

Henri, yang kode panggilannya “Tucano,” berada di dua kursi Hawk Mk 109 TL-0501 bersama Anton “Tomcat” Mengko.

Kedua jet tersebut dilaporkan lepas landas sekitar pukul 09.00 untuk menerbangkan CAP di tenggara Flight Information Region (FIR), yang berbatasan dengan wilayah udara Australia di lepas pantai Darwin, di Northern Territory negara itu.

Misi Hawk dikoordinasikan menggunakan Ground Control Interception (GCI), melalui unit radar di Kupang yang dikomandoi oleh Mayor Lek Haposan.

Haposan-lah yang memberi tahu Azhar bahwa dua pesawat tak dikenal telah melintasi batas FIR Darwin pada ketinggian 8.000 kaki dan kecepatan 160 knot.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved