Saat Bersama NKRI,Ekonomi Timor Leste Dijamin Indonesia, Kini Bumi Lorosai SemakinMenuju Kehancuran
Negara Timor Leste yang baru berusia 20 tahun kini sedang mengalami masa sulit. Bahkan, negara yang resmi berdiri pada 20 Mei 2002 itu semakin terpuru
POS KUPANG.COM -- Negara Timor Leste yang baru berusia 20 tahun kini sedang mengalami masa sulit. Bahkan, negara yang resmi berdiri pada 20 Mei 2002 itu semakin terpuruk menuju ke kehancurran ekonomi
Padahal semasa berada dalam naungan NKRI , wilayah di bagian timur Pulau Timor itu dijamin secara Ekonomi oleh pemerintahan Jakarta
Namun, para elit negara itu terus memprovokasi masyarakat untuk menentang Indonesia hingga akhirnya Indonesua menyetujui permintaan warganya untuk merdeka melalui jejak pendepat
Harapan masyaralat Timor Leste hampir menjadi kenyataan saat negara itu mulai mengelola sendiri kekayaan alamnya
Baca juga: Crew Kapal Polisi Tereweng 3002 Amankan Perahu Pengangkut Barang Ekspor ke Timor Leste
Baca juga: Timor Leste Ngotot Merdeka Hingga Lepas NKRI,Jadi Negara Miskin MakinTerpuruk Dihahantam Covid-19
Baca juga: Indonesia Tak Rugi Lepas Timor Leste , Kini Australia dan Amerika Kini Terancam Hutang TL ke China
Namun, pemerintah negara itu tak sanggup mengelola sumber daya yang ada hingga negara itu menjadi terpuruk. Bahkan kini masuk dalam daftar negara termiskin di dunia
Setelah merdeka dari Indonesia, orang Timor Leste mulai membangun negara dan bangsanya dari awal dengan bantuan komunitas internasional.
Perjalanan kesuksesan demokrasi Timor Leste hingga kegagalan kilang minyaknya ini kemudian dituliskan oleh seorang jurnalis Ian Lloyd Neubauer dalam sebuah artikel berjudul How East Timor went from democratic success to failed petro-state yang tayang di Nikkei Asia (17/10/2020).
Dalam perjalanannya membangun negara dan bangsanya, Timor Leste telah menunjukkan kepemimpinan global di antara negara-negara berkembang.
Timor Leste telah menikmati tahun-tahun pertumbuhan ekonomi berturut-turut dengan dukungan royalti minyak dan gas negaranya.
Timor Leste ingin menghindari apa yang disebut kutukan sumber daya atau paradoks kelimpahan, yang menyatakan bahwa negara-negara yang berlimpah bahan bakar fosil dan mineral cenderung memiliki pembangunan ekonomi dan demokrasi yang lebih sedikit daripada negara-negara dengan sumber daya alam yang lebih sedikit.
Negara itu pun kemudian mengikuti contoh Norwegia dan menyimpan pendapatan tersebut dalam dana kekayaan kedaulatan khusus.
Kembali ke Timor Leste setelah lama absen pada tahun 2018, saya melihat beberapa contoh keberhasilan awal bangsa: rencana pemasangan listrik pedesaan yang meningkat mencakup dari 20% rumah tangga pada tahun 2002 menjadi 80%.
Hal itu telah membawa banyak desa keluar dari kegelapan.
Selain itu, segelintir gedung tinggi berkilau di ibu kota Dili, dengan mal modern dan waralaba global yang menyertainya.
Tapi itu tentang total kemajuan yang bisa saya lihat.