Perang Korea Jilid II Di Depan Mata, Pembelot Utara di Korea Selatan Terbangkan Selebaran anti-Kim
Korea Utara yang mulai menyerbu Korea Selatan hampir saja menguasai Korea Selatan , namun serangan balik Korea Selatan yang mendapat antuan Amerika Se
POS KUPANG.COM -- Semenajung korea pernah menjadi saksi perang hebat dua korea mulai 25 Juni 1950 hingga 27 Juli 1953
Perang terjadi setelah pasukan Korea Utara menyerbu Korea Selatan dengan menyerberangi sepanjang garis perbatasan
Tidak ada pemenang dalam perang ini, namun ribuan orang tewas bukan saja tentara tetapi juga orang sipil
Korea Utara yang mulai menyerbu Korea Selatan hampir saja menguasai Korea Selatan , namun serangan balik Korea Selatan yang mendapat antuan Amerika Serikat juga hampir mengusasi Korea Utara
Bantuan China membuat Korea Utara bertahan dan kembali merebut dilwayahnya yang dikuasai Korea Selatan
Kedua negara kemudian sepakat gencatan senjata. Sehingga secara teknis , kedua Korea belum berdamai
Baca juga: Jepang Siaga Satu , Korea Utara Tembakan Dua Rudal Balitik ke Laut Jepang , Dunia Cemas
Baca juga: Korea Utara dan Jepang Memanas, PM Yoshihide Suga Murka Kutuk Keras Peluncuran Rudal Korut ke Jepang
Baca juga: Indonesia Ikut Andil Buat Pesawat Jet Tempur Siluman,Diluncurkan Korea Selatan, Jokowi Ucap Selamat

Kini, ancaman perang Jilid II sudah di depan mata. Para pemelot Korea Utara di Korea Selatan menerbangkan balon udara yang membawa selebaran anti Kim Jong Un
Hal ini bisa memancing kemarahan pemimpin Korea Utara itu yang berpotensi perang
Kelompok pembelot Korea Utara minggu ini dua kali menentang larangan Seoul untuk menerbangkan selebaran anti-Pyongyang melintasi Zona Demiliterisasi (DMZ) yang dijaga ketat, yang membelah Semenanjung Korea.
Peluncuran selebaran anti-Pyongyang oleh Fighters for a Free North Korea adalah yang pertama sejak undang-undang larangan selebaran tersebut disahkan pada Desember tahun lalu.
"Kami menerbangkan 500.000 selebaran, 500 buku, dan uang tunai US$ 5.000 yang dibagikan antara total 10 balon besar selama dua kesempatan di dekat DMZ antara 25 dan 29 April", kata Ketua Fighters for a Free North Korea Park Sang-hak, Jumat (30/4), seperti dikutip Channel News Asia.
Kelompok aktivis tersebut telah lama mengirimkan selebaran yang mengkritik Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un atas pelanggaran hak asasi manusia dan ambisi nuklirnya di seluruh DMZ, baik menerbangkannya dengan balon udara atau mengapungkannya di sungai.
Baca Juga: Korut dapat melenyapkan angkatan bersenjata Korsel dengan 60 senjata nuklir
Selebaran itu membuat marah Pyongyang , yang mengeluarkan serangkaian kecaman pedas tahun lalu, yang menuntut Seoul mengambil tindakan dan meningkatkan tekanan dengan meledakkan kantor penghubung antar-Korea di sisi perbatasannya.
Parlemen Korea Selatan dengan cepat mengesahkan undang-undang yang mempidanakan pengiriman selebaran dan drive USB, metode yang disukai untuk mendistribusikan informasi dan hiburan, ke korea Utara.